Siapa Mu’atthilah?

Siapa Mu’atthilah? - Kajian Medina
Siapa Mu’atthilah?

Dalam bahasan akidah sering ditemui istilah Muatthilah (معطلة), siapakah mereka? Istilah Mu'atthilah sebenarnya adalah istilah yang  disematkan terhadap kelompok tertentu yang dianggap manafikan sifat Allah. Jadi, ini bukan istilah yang dimunculkan oleh sebuah kelompok sebagai identitas diri mereka sendiri melainkan identitas yang disematkan oleh lawan. 

Dari sini kemudian istilah Mu'atthilah berkembang agak liar tidak jelas batasannya. Yang penting menurut si pengucap ada orang/kelompok yang dianggap tidak menyetujui sifat tertentu yang dianggapnya sebagai sifat Allah, akhirnya dilemparlah julukan sebagai Muatthilah. 

Secara umum istilah mu'atthilah ini bisa dimaknai dengan tepat arahnya ke mana apabila kita mengenal profil pengucapnya:

- Bila pengucapnya adalah Ahlussunnah Wal Jamaah (Asy'ariyah-Maturidiyah), maka Mua'tthilah adalah Muktazilah dan Jahmiyah. Secara objektif keduanya layak disebut mu'attilah sebab memang keduanya secara eksplisit menyatakan bahwa Allah tidak mempunyai sifat. Bagi keduanya, Allah hanya punya Dzat, tanpa ada sifat apa pun sebagai atribut. Tindakan penafian sifat ini disebut dengan ta'thil (pengabaian) sifat sehingga orangnya disebut mu'atthil.

- Bila pengucapnya adalah seorang Mujassim (orang-orang yang menyakini bahwa Dzat Allah adalah sosok yang punya dimensi panjang, lebar dan tinggi), maka bagi mereka mu'attilah adalah setiap orang yang tidak mau menyebut atau meyakini bahwa Allah merupakan jisim (entitas fisik yang punya dimensi panjang, lebar dan tinggi). Artinya, semua orang selain mereka, termasuk Ahlussunnah Wal Jamaah (Asy'ariyah - Maturidiyah) dianggap mu'atthilah karena menolak sifat jisim ini. Sebagian mujassim merasa anti terhadap kata "jisim" sebab sudah terkesan sesat sejak berabad-abad, sehingga mereka ganti dengan istilah lain seperti "ada secara hakikat" dan sebagainya, tapi maksudnya sama saja.

Bagaimana bila tidak tahu profil pengucapnya? Gampang, ketika ada orang yang menyebut suatu golongan sebagai mu'atthilah, maka tanya saja yang dita'thil (dinafikan/diabaikan) oleh mereka sifat apa? 

Bila jawabannya adalah seluruh sifat Allah, maka artinya pengucap itu bermazhab Ahlussunnah Wal Jama'ah (Asy'ariyah-Maturidiyah) sehingga yang dimaksud Mu'atthilah adalah Jahmiyah dan Muktazilah. 

Namun bila jawabannya agak muter panjang tetapi tidak jelas betul dan arahnya menuju pada penetapan sifat jismiyah, maka pengucap itu bermazhab Mujassimah. Perlu dicatat, sebagian Mujassimah pun suka menyebut diri mereka sebagai Ahlussunnah Wal Jamaah atau pengikut salaf. Tetapi bedanya dengan yang asli adalah seluruh narasi mereka menekankan adanya unsur jismiyah dalam diri Allah sehingga siapa pun yang menolak unsur ini mereka vonis sebagai mu'atthilah.

Abdul Wahab Ahmad

18 September 2020 pada 11.48  · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.