Sifat vs Organ (tabel)
Seperti janji saya di status sebelumnya, saya akan memberikan buku gratis pada yang pertama membuat tabel yang bagus tentang perbedaan antara sifat dan organ. Dan pemenangnya adalah Mas Mario Elfando.
Dalam tabel ini, terlihat perbedaan antara sifat dan organ. Perbedaan ini seperti ditegaskan oleh Imam al-Baihaqi dalam kitab al-I'tiqad sebagai berikut:
وَفِي الْجُمْلَةِ يَجِبُ أَنْ يُعْلَمَ أَنَّ اسْتِوَاءَ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى لَيْسَ بِاسْتِوَاءِ اعْتِدَالٍ عَنِ اعْوِجَاجٍ وَلَا اسْتِقْرَارٍ فِي مَكَانٍ، وَلَا مُمَّاسَّةٍ لِشَيْءٍ مِنْ خَلْقِهِ، لَكِنَّهُ مُسْتَوٍ عَلَى عَرْشِهِ كَمَا أَخْبَرَ بِلَا كَيْفٍ بِلَا أَيْنَ، بَائِنٌ مِنْ جَمِيعِ خَلْقِهِ، وَأَنَّ إِتْيَانَهُ لَيْسَ بِإِتْيَانٍ مِنْ مَكَانٍ إِلَى مَكَانٍ، وَأَنَّ مَجِيئَهُ لَيْسَ بِحَرَكَةٍ، وَأَنَّ نُزُولَهُ لَيْسَ بِنَقْلَةٍ، وَأَنَّ نَفْسَهُ لَيْسَ بِجِسْمٍ، وَأَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِصُورَةٍ، وَأَنَّ يَدَهُ لَيْسَتْ بجَارِحَةٍ، وَأَنَّ عَيْنَهُ لَيْسَتْ بِحَدَقَةٍ، وَإِنَّمَا هَذِهِ أَوْصَافٌ جَاءَ بِهَا التَّوْقِيفُ، فَقُلْنَا بِهَا وَنَفَيْنَا عَنْهَا التَّكْيِيفَ
“Secara global harus diketahui bahwa istiwa’-nya Allah swt. bukanlah istiwa’ yang bermakna lurus dari bengkok ataupun bermakna menetap di suatu tempat. Juga bukan bermakna menyentuh satu dari sekian makhluk-Nya. Akan tetapi Allah istiwa’ atas Arasy seperti yang Allah beritakan tanpa ada tata cara dan tanpa ada pertanyaan “di mana”, dan Ia terpisah dari seluruh makhluk-Nya. Dan bahwasanya sifat ityân (kedatangan) Allah bukan datang dalam arti perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain; sifat majî' (kehadiran) Allah bukan suatu gerakan; sifat nuzûl (turun) bukan suatu perpindahan dari atas ke bawah; sifat nafs (diri) bukan suatu jism, sifat wajh (wajah) bukan sebuah bentuk fisik; dan bahwa yad (tangan)-Nya bukan sebuah organ untuk bekerja; 'ain (mata)-Nya bukan organ penglihatan; tetapi Ini SEMUA ADALAH SIFAT yang disebutkan oleh Nabi Muhammad tanpa bisa dipertanyakan (tawqîf), maka kami menetapkan keberadaannya dan meniadakan tata cara atau makna leksikal (kaifiyah) darinya”. (al-Baihaqi, al-I’tiqâd, hlm. 117).
Abdul Wahab Ahmad
22 Desember 2020 pukul 07.56 ·