Sifat vs Organ

Sifat vs Organ - Kajian Medina
SIFAT VS ORGAN

Oleh: Abdul Wahab Ahmad 

Apa yang anda gunakan untuk menggenggam? Jawabannya bukan tangan. Anda menggenggam, melepas, memukul, dan seterusnya menggunakan kuasa yang anda miliki. Hanya saja sebagai jisim, kuasa anda melekat pada organ tertentu yang bernama tangan. Tangan di sini adalah organ yang merupakan sebagian dari unsur yang menyusun tubuh anda. Tubuh anda terdiri dari susunan tangan, kaki, kepala, dan seterusnya. 

Apa yang anda gunakan untuk mengetahui realitas visual di luar tubuh anda? Jawabannya bukan mata tetapi penglihatan. Hanya saja sebagai jisim, penglihatan anda melekat pada organ yang bernama mata. Mata juga salah satu unsur yang menyusun tubuh anda.

Kuasa dan penglihatan dalam contoh di atas adalah sesuatu yang abstrak dan tidak mempunyai wujud fisik. Wujud fisiknya tidak lain hanyalah media fisikal di mana ia melekat. Anak kecil atau orang dewasa ber-IQ seperti anak kecil tidak dapat membedakan antara kuasa dan tangan atau antara penglihatan dan mata, meskipun keduanya berbeda.

Karena bukan fisik, maka kuasa maupun penglihatan tidak bisa disebut sebagai hal yang menyusun diri anda. Sesuatu yang tersusun hanyalah sesuatu yang berupa fisik, bukan sesuatu yang abstrak. 

Dalam ranah akidah, sesuatu yang abstrak seperti kekuatan, penglihatan, pendengaran, pengetahuan, kehendak dan lain sebagainya disebut sebagai sifat (kadang disebut juga sebagai ma'na). Istilah sifat sendiri dibuat sebagai lawan dari istilah organ. Sifat merupakan sisi abstrak dari fungsi tertentu, sedangkan organ merupakan benda fisik yang menjadi media dari sifat tersebut.

Dalam akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Asy'ariyah-Maturidiyah), Allah bukanlah jisim sehingga Allah hanya mempunyai sifat-sifat tetapi sama sekali tidak mempunyai organ apa pun. Semua istilah yang sepintas menunjukkan  organ, maka dalam pernyataan semua ulama Ahlussunnah wal Jamaah selalu disebut sebagai sifat, bukan sebagai organ. Karena sebagai sifat, maka secara otomatis juga ditolak bila disebut "tersusun" sebab kita tahu bahwa sifat tidak bisa disusun. Yang bisa disusun hanyalah organ. 

Satu poin lagi yang penting dicatat: Karena sifatnya abstrak, maka sifat ada tanpa kaifiyah (bila kaif). Sedangkan organ selalu dengan kaifiyah (bikaifin). Kaifiyah adalah ciri fisikal seperti ukuran, bentuk, warna, volume, mekanisme dan semacamnya. Kaifiyah ini hanya dimiliki oleh organ, tetapi tidak dimiliki sifat. 

Bila anda tidak paham uraian ini, maka silakan baca kembali penjelasan di atas berulang-ulang hingga paham. Pahami betul bahwa istilah "sifat" adalah lawan dari istilah "organ". Bila paham, maka akan terungkap kerumitan besar yang dialami banyak orang  yang membaca teks kajian para ulama dalam bab ini.

Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah berkata bahwa dalam akidah tentang Allah, harus diyakini bahwa:

Yadullah = sifat

Ainullah = sifat

Qudrah = sifat

Iradah = sifat

Istawa = sifat

Nuzul = sifat

Itu artinya bahwa:

Yadullah ≠ organ

Ainullah ≠ organ

Qudrah ≠ organ

Iradah ≠ organ

Istawa ≠ kegiatan organ

Nuzul ≠ kegiatan organ

Demikian juga para ulama sering berkata bahwa Allah itu

Istawa bila kaif (istawa tanpa kaifiyah)

Nuzul bila kaif (nuzul tanpa kaifiyah)

Melihat tanpa (melihat tanpa kaifiyah)

Itu artinya semua perbuatan (fi'l) di atas dilakukan Allah dengan sifat, bukan dengan melibatkan organ tertentu. Perbuatan Allah seluruhnya terwujud tanpa kaifiyah. Kebalikannya adalah perbuatan makhluk yang selalu memakai kaifiyah (bikaifin). 

Kalau anda paham ini, maka akidah anda sudah lurus dan sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal jamaah. Apabila tidak paham, maka anda akan seperti Syaikh Bin Baz, Syaikh Ibn Utsaimin dan kelompoknya yang kebingungan dalam bab ini, sama seperti Syaikh Ibnu Taymiyah di masa lalu. Mereka maunya berbeda dengan Mujassimah dan tidak pernah rela disebut Mujassimah yang menyatakan bahwa Dzat Allah adalah susunan organ-organ. Tetapi mereka juga tidak terima bila ada yang berkata bahwa Dzat Allah bukan organ dan menganggap itu tambahan yang bid'ah. Mereka mengambil kutipan-kutipan salafus shalih bahwa sifat Allah adalah sifat sekaligus menolak bila dikatakan bahwa itu bukan organ. Akhirnya mereka berada dalam kebingungan abadi. 

Mereka yang kebingungan akan berkata seperti ini:

1. "Seluruh sifat harus dipahami sama, jangan dibedakan antara istawa dan yadullah".

Padahal anda tahu bahwa semuanya sudah dipahami sama, tak ada bedanya. Semua sifat yang warid dalam al-Qur'an dan hadis sahih ditetapkan sedangkan semua organ dinihilkan dari Allah. 

2. "Kenapa tidak berkata saja bahwa Allah punya tangan yang tidak sama seperti halnya Allah punya penglihatan yang tidak sama?".

Padahal anda tahu bahwa tangan adalah organ sedangkan penglihatan adalah sifat. Tentu saja keduanya berbeda jauh. 

3. "Bagaimana bisa mengatakan tidak ada tangan Allah dengan alasan agar Allah tidak sama dengan makhluk tetapi kemudian mengartikan tangan dengan kuasa, padahal kan makhluk juga punya kuasa. Akhirnya sama saja kan?".

Padahal anda tahu bahwa tangan itu organ sehingga wajar dinihilkan dari Allah sedangkan kuasa bukanlah organ tetapi sifat. Sama-sama punya organ tidaklah mungkin, tetapi sama-sama mempunyai sifat tidaklah masalah sebab sifat itu dengan sendirinya akan berbeda antara Allah dan makhluk.

Perbedaan dalam sifat adalah perbedaan level yang menunjukkan perbedaan esensi. Kuasa dan kehendak Allah tidak terbatas sedangkan kuasa dan kehendak manusia terbatas. Ini jauh sekali bedanya dan tidak bisa dibayangkan akal manusia. Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti tentang sifat hanya apabila kita tahu secara menyeluruh terhadap dzat. Dalam konteks manusia saja sulitnya bukan main, apalagi dalam konteks Allah maka mustahil dilakukan. 

Adapun perbedaan dalam organ hanya soal perbedaan ukuran, bentuk, volume dan mekanisme saja. Intinya tetap sama saja sehingga anda dalam sekejap dapat menentukan mana tangan, mana mata, mana leher dan seterusnya dari makhluk apa pun yang mempunyai organ tersebut, bahkan meskipun anda baru pertama kali melihat makhluk tersebut.

Sudah paham bukan? Kalau iya, maka saya mempunyai kuis sederhana untuk anda jawab. Silakan buat tabel perbedaan antara sifat dan organ lalu upload di kolom komentar. Tabel terbaik yang paling lengkap beserta keterangan  dan contohnya serta mudah dimengerti orang awam akan saya beri hadiah buku saya "Kerancuan Akidah Wahabi" secara gratis dan saya upload dalam status khusus. Bila ada beberapa yang sama bagusnya, maka yang saya pilih adalah yang paling awal menguploadnya.

Semoga bermanfaat dan silakan ikuti kuisnya.

Abdul Wahab Ahmad

19 Desember 2020 pada 07.42  · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.