Kuburan

Kuburan - Kajian Medina
Kuburan

Salah satu jamaah pengajian yang hadir di pengajian saya ada yang anti kuburan. Pokoknya kuburan itu biang musyrik serta haram hukumnya ziarah kubur.

Dia ngaku sendiri seumur-umur belum pernah ziarah kubur, meski itu kubur bapaknya sendiri. Jadi buat apa ziarah kubur, toh doa kita tidak ada pengaruhnya buat orang sudah mati, gitu katanya.

Satu lagi yang paling dahsyat terkait kuburan, yaitu dia bilang haram hukumnya shalat di masjid yang ada kuburannya. Selain shalatnya tidak sah, hukumnya juga haram, karena sudah dianggap syirik dan menyekutukan Allah.

Menurutnya, semua masjid yang ada kuburannya harus dirobohkan dan diratakan dengan tanah, karena hanya akan melahirkan kemungkaran saja.

* * *

Saya diam saja mendengarkan dia bercerita. Tapi lucunya, sekarang dia mengaku sudah tidak ekstrim anti kuburan lagi.

Malah dia rajin ke kuburan dan tidak anti shalat di masjid yang ada kuburannya.

Ketika saya tanya, kenapa kok bisa berubah? Dia menjawab ketika menikah dapat mertua yang justru 'aktifis' kuburan. Ya, mertuanya kiyai di suatu kampung, yang doyan ziarah kubur bahkan rutin tiap Jumat pagi ziarah kubur.

Maka ini jadi dilema, di satu sisi dia anti kuburan, tapi di sisi lain mertuanya justru 'aktifis' kuburan.

Awalnya tiap hari bentrok perang dalil melawan mertua. Dan setelah beberapa hari kemudian, mertua dianggap sudah kalah, karena tidak bisa menjawab semua dalil yang ditembakkan.

Tapi dalam prakteknya, mertua tetap saja ke kuburan, tetapi ziarah kubur, tetap doa kirim pahala dan membacakan fatihah, bahkan tetap shalat di masjid yang ada kuburannya.

* * *

Sampai akhirnya dia berkesempatan umrah dan ziarah ke Masjid Nabawi di Madinah. Tidak bisa percaya awalnya kalau di dalam masjid itu ada tiga kuburan, yaitu Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar radhiyallahuanhuma.

Semua ustadz sudah ditanya dan tidak ada yang bisa memuaskan rasa ingin tahunya. Kenapa masjid disini tidak boleh digunakan shalat kalau ada kuburannya, tetapi kalau di Madinah kok boleh?

Padahal semua guru agama yang mengajar dia selama ini rata-rata lulusan dari Madinah. Cuma kalau ditanya kenapa kita boleh shalat di masjid Nabawi padahal ada tiga kuburan, tidak ada yang bisa memuaskan jawabannya.

Apakah gara-gara tempatnya di Madinah, jadi boleh berbuat syirik? Apakah karena jasad Nabi, Abu Bakar dan Umar memang boleh disembah?

Lama-lama dia ragu-ragu sendiri, kenapa kok jadi beda-beda hukumnya? Kenapa masjid Nabawi tidak dirobohkan dan diratakan dengan tanah?

* * *

Ahmad Sarwat
7 Juli pukul 12.46 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.