Tahlilan?

Tahlilan? - Kajian Medina

๐™๐˜ผ๐™ƒ๐™‡๐™„̄๐™‡๐˜ผ๐™‰ ? 

Saya pernah menuliskan masalah tentang hukum "TAHLILAN" itu dalam beberapa episod,tapi ketika ingin menuliskan episod terakhir yang merupakan kesimpulan,saya urungkan sebab ada alasan tertentu.

Kalau mw jujur dan dikaji serta dihukumi pake kaedah ulama syafiiyyah bahkan  madzhab lain maka hukum tahlฤซlan itu dirinci :

1. ๐๐Ž๐‹๐„๐‡ ๐๐š๐ง ๐๐„๐‘๐๐€๐‡๐€๐‹๐€ : 

Jika Ahlul bait (anaknya) kebetulan orang kaya raya melakukan tahlilan + tabligh akbar + acara makan untuk orang faqir miskin selama sebulan,dengan niatan bersedekah dan berniat agar semankin banyak orang yang mendoakan bapaknya,maka ini boleh,sebab hukum asal bersedekah adalah mustahab (amalan yang dicintai)

Sedang masalah menghadiahkan bacaan pahala bacaan yasin kepada si mayyit menurut pendapat yang masyhur dalam madzhab tidak sampai tapi setelah ditahqฤซq ternyata hukumnya sampai menurut mu'tamad madzhab syafiiy. 

Lihat tulisan lama saya disini  ๐Ÿ‘‡๐Ÿป:

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2747653185446960&id=100006069158013

(Apakah Pahala Bacaan Qur'an Sampai ke Mayyit?)

Imam Ibnu taimiyah dan imam ibnu utsaimin ternyata mengatakan hukumnya sampai.

2. ๐๐ข๐'๐š๐ก ๐Œ๐š๐ค๐ซ๐ฎ๐ก๐š๐ก (๐๐ข๐›๐ž๐ง๐œ๐ข) : Jika menjadikan itu sebagai adat/kebiasaan,sebab ini nanti akan menyulitkan mereka yang mungkin ekonominya pas-pasan,yang point ini dibenci (dalam arti bagusnya ditinggalkan).

3. ๐๐ข๐'๐š๐ก ๐Œ๐ฎ๐ง๐ค๐š๐ซ๐จ๐ก (๐๐ข๐'๐š๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข ๐ข๐ง๐ ๐ค๐š๐ซ๐ข) : Jika memaksa ahlul bait untuk membuat acara tahlฤซlan,ini tidak boleh walaupun ahlul baitnya mampu.

Kemaren ada kasus ditanyakan ke saya,ada seorang bapak meninggal, kebetulan si bapak ini ikut perkumpulan majlis pengajian wirid yasinan tiap malam jum'at,lalu ketika selesai dikuburkan ketua majlis wirid yasin ini menyuruh keluarga simayyit untuk buat acara tahlilan alasannya supaya bapaknya gak dikubur kayak kucing mati,kebetulan ada ahli bait yg cukup berpengaruh dalam keluarga,ber "madzhab muhammadiyah" yang berpendapat gak perlu ada tahlil,terjadi debat cukup panjang,akhirnya memang gak jadi tahlilan.

Jika kasusnya begini yaitu memaksakan ahlul bait untuk buat acara tahlilan walaupun mereka mampu maka hukumnya bid'ah yang di ingkari,gak boleh memaksakan orang untuk melakukan amalan yang bukan wajib.

BARAKALLAHU FฤชKUM.

Faruq Sinambela

28 Juni  2020· 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.