Lebih Jauh Tentang Wahabi

Lebih Jauh Tentang Wahabi - Kajian Medina
LANJUTAN PENGALAMAN ADALAH PELAJARAN.

Mengapa saya tinggalkan wahhabi.

Tentu saja kalian berkata,...hantu apa yang merasuki-mu.

Jawaban saya tetap sama,..tidak pernah saya temukan syirik bersama dengan tauhid (IMAN) dan tidak pernah ada dalam Quran hadis kejahatan bercampur dengan kebaikan.

Lebih Jauh Tentang Wahabi.

Wahabiyah adalah suatu kelompok yang mengikuti seseorang yang bernama Muhammad ibn Abdul Wahhab yang muncul di Nejd sejak sekitar 250 tahun yang lalu, dimana Rasulullah SAW pernah bersabda tentang Nejed:  “Di sana akan muncul tanduk syetan”. (HR. Bukhari).

Para ulama pada masanya mentahdzir (mengingatkan kesesatan) Muhammad bin Abdul Wahhab dan menjelaskan penyimpangan dan kesesatannya, termasuk ayah dan saudaranya yang bernama syekh Sulaiman. Saudaranya mengarang dua risalah dalam membantah Muhammad ibn Abdul Wahhab yang pertama berjudul Fashl al Khithab fi al raddi ‘ala Muhammad ibn Abdul Wahhab dan yang kedua berjudul al Shawa’iq al Ilahiyah fi al Raddi ‘ala al Wahabiyah. Para gurunya juga ikut mentahdzir (mengingatkan kesesatan) dia seperti syekh Muhammad ibn Sulaiman al Kurdi dalam kitabnya al Fatawa.

Sejarah hitam Wahabiyah menjadi saksi bahwa kelompok Wahabi sejak munculnya hingga sekarang tidak pernah berperang kecuali melawan umat Islam. Di antara bukti sejarah itu adalah mereka menyerbu Yordania bagian timur dan menyembelih kaum perempuan dan anak-anak yang mereka temui sehingga total korban berjumlah 2750 orang. Perang ini yang dikenal dengan sebutan perang al Khuya. (Koran al Shafa, terbitan 12 Juni 1934 edisi 906 dan juga disebutkan dokumen al Hasyimiyah)

Disebutkan oleh mufti Makkah al Mukarramah Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, beliau adalah mufti madzhab Syafi’i, merangkap “Syeikh al-Haram” suatu pangkat ulama tertinggi saat itu yang mengajar di Masjid al-Haram yang diangkat oleh Syeikh al-Islam yang berkedudukan di Istanbul, Turki. Beliau mengatakan: “Ketika orang-orang Wahabi masuk Thaif mereka benar-benar membunuh manusia secara massal dan membantai yang tua, kecil, rakyat dan gubernur, yang berpangkat, dan yang hina, bahkan mereka menyembelih bayi yang masih menyusu di hadapan ibunya. Mereka masuk ke rumah-rumah, mengeluarkan penghuni rumah dan membunuhnya. Kemudian mereka mendapatkan sekelompok orang yang sedang belajar al-Qur’an maka mereka membunuh seluruhnya dan bahkan mereka menyisir setiap kedai dan masjid dan membunuh setiap orang yang berada di dalamnya. Mereka juga membunuh seorang laki-laki yang sedang rukuk atau sujud di dalam masjid sehingga mereka semua binasa. Semoga adzab penguasa langit menimpa mereka”. (Ahmad Zaini Dahlan, Umara’ al Balad al Haram, (Beirut: al Dar al Muttahidah li an-Nasyr), hal. 297-298).

Dan beliau Syaikh Ahmad Zaini Dahlan mengatakan bahwa Muhammad ibn Abdul Wahhab pernah berkata: “Sesungguhnya aku mengajak kalian pada tauhid dan meninggalkan syirik pada Allah, semua orang yang berada dibawah langit yang tujuh seluruhnya musyrik secara mutlak sedangkan orang yang membunuh seorang musyrik maka ia akan mendapatkan surga” (Ahmad Zaini Dahlan, al Duraru al Sunniyah fi al Raddi ‘ala al Wahhabiyah , (Kairo: Musthafa al Babi al Halabi), hal.46).

Itulah pernyataan Muhammad ibn Abdul Wahhab dan kelompoknya yang telah menghukumi umat Islam dengan kekufuran, menghalalkan darah dan harta mereka serta mencabik-cabik kemuliaan nabi dengan melakukan bermacam-macam bentuk penghinaan terhadapnya. Mereka juga terang-terangan mengkafirkan umat sejak 600 tahun, dan orang yang pertama kali terang-terangan dengan hal itu adalah Muhammad ibn Abdul Wahhab, ia mengatakan: “Aku telah datang kepada kalian dengan agama yang baru”. Ia meyakini bahwa Islam hanya ada pada dia dan orang-orang yang mengikutinya dan bahwa manusia selain mereka seluruhnya adalah musyrik. Juga ia pernah berkata, “Barang siapa yang masuk dalam dakwah kita maka baginya hak sebagaimana hak kita dan barang siapa yang tidak masuk dalam dakwah kita maka dia kafir halal darah dan hartanya”. (Muhammad ibn Abdul Wahhab, Kasyfu al Syubuhat, (Saudi Arabia: Kementrian Wakaf dan Urusan Islam), hal. 7).

Seorang mufti madzhab Hanbali Syekh Muhammad ibn Abdullah ibn Humaid an-Najdi w. 1295 H dalam kitabnya al Suhubu al Wabilah ‘ala Dhara-ih al Hanabilah berkata tentang Muhammad ibn Abdul Wahhab: “Sesungguhnya dia (Muhammad) apabila berselisih dengan seseorang dan tidak bisa untuk membunuhnya terang-terangan maka ia mengutus seseorang untuk membunuhnya ketika dia tidur atau ketika ia berada di pasar pada malam hari. Ini semua dia lakukan karena ia mengkafirkan orang yang menentangnya dan halal untuk dibunuh”. (Muhammad al Najdi, Assuhub al Wabilah ‘ala Dharaih al Hanabilah, (Maktabah al Imam Ahmad), hal. 276)

Di antara bukti bahwa Wahabiyah mengkafirkan seluruh umat Islam adalah ceramah salah seorang guru mereka di mesjid Nabawi setelah shalat subuh tahun 1996: “Pada masa ini ¾ umat Muhammad telah kafir, karena mereka mengatakan ya Muhammad ya Jailani”. Bukti lainnya adalah perkataan Ahmad an Na’imi al Halabi: “Tahun 1987 di Saudi Arabia di kota Abha di masjid Jami’ asy-Syurthah pada hari jum’at berdirilah seorang khatib Wahabi dan mengatakan di atas mimbar berbicara di depan orang-orang yang ada di dalam masjid: “Demi Allah hanya kalianlah orang-orang Islam dan tidak ada di timur dan juga di barat seorang muslim pun kecuali kalian. Selain kalian, seluruhnya adalah kafir musyrik dan dunia ini baik timur maupun barat telah menjadi musyrik”.

Syekh mereka (kaum Wahabi) di Maroko Ibn Dawud al Khamali setelah ditahan oleh pemerintah Maroko mengeluarkan pernyataan bahwa sesungguhnya dia telah menghabiskan waktu 10 tahun untuk mempelajari karya-karya Ibn Taimiyah dan Ibn Qayyim al Jauziyah. Dia mengkafirkan seluruh jama’ah. Dia tidak berharap berpindahnya orang-orang Maroko dari kekufuran pada Islam dan dia tidak shalat di masjid-masjid yang ada di Maroko bahkan tidak pernah shalat jum’at karena menurutnya shalat jum’at tersebut dikerjakan di negara kafir. Selama ini dia berusaha dan selalu mengajak untuk melakukan pembunuhan, pengeboman dan teror lainnya.

Dengan akidah yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahhab ini, karenanya kita menemukan fenomena kelompok-kelompok takfiri atas nama jihad dan khilafah seperti ISIS. Seperti yang dilansir oleh beberapa media dan akun-akun media sosial fans ISIS, mereka menjadikan kitab Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai rujukan dalam mempelajari akidah dan tauhid yang diteruskan dipelajari dalam setiap majelis-majelis dan pendidikan yang diberikan untuk jamaah dan penduduknya.  Tidak seperti Wahabi yang berada di Timur Tengah dan segelintir negara-negara lain, salafi kontemporer di negara kita tak mengambil cara-cara kekerasan. Bahkan mereka mengharamkan demonstrasi dan penghujatan terhadap pemerintah di ruang-ruang publik. Mereka lebih lembut meskipun sering mengeluarkan fatwa-fatwa keras yang terkadang membingungkan. Mereka mengharamkan demokrasi, tetapi tetap senang tinggal di negara yang menjalankan demokrasi. Mereka memberikan berbagai fatwa haram, tetapi tetap membiarkan para pengikutnya bekerja di perusahaan asing milik para kapitalis (yang merupakan musuh utama ekonomi Islam). Mereka membenci riba, tapi tak ada upaya untuk menegakkan muamalah yang halal. Dan semisalnya, dan semisalnya. Semuanya menjadi absurd dengan dalil bahwa itu bersifat darurat.

Pada dasarnya salafi (wahhabi) sendiri bisa dibagi menjadi dua, salafi yang dekat dengan penguasa (rasmiyyah) dan salafi jihadi (takfiri). Yang pada dasarnya mereka memiliki akar yang sama. Karenanya dulu saya diam-diam sempat menjadi fans ISIS dan menganggap inilah dakwah tauhid yang Haq seperti yang telah diajarkan syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitabnya. Sungguh ketika mengetahui rentetan fakta sejarah yang bahkan disampaikan oleh banyak para ulama’ yang bukan sembarang ulama’, yang hidup pada masa Muhammad bin Abdul Wahhab, saya shock tidak percaya. Saya tetap berhusnuzon dan mulai mencari-cari pembenaran yang tentunya dari asatiz dan buku-buku wahabi sendiri. Bagaimana mungkin kita bisa menerima, ketika penulis kitab-kitab yang selalu kita ulangi pelajari dalam setiap majelis, perkara-perkara pokok yang kita bersandar padanya, memiliki sejarah yang begitu berdarah dan mencengangkan. Bukan hanya itu, ini diperkuat ketika kita mau merangkai sejarah politik para kafir yang berusaha menjatuhkan Dawlah Islam, yaitu Dawlah Utsmani saat itu.

Untuk memahami sejarah dan kondisi penyimpangan bangsa Arab saat ini bisa dibaca di buku kecil ini, tapi sayang masih dalam bahasa Inggris, tapi ini adalah buku yang ringkas dan sangat penting dibaca oleh orang-orang yang telah didoktrin untuk memuja Saudi ==> Letter to Arab Muslim

Sesungguhnya para penjajah ketika mendukung gerakan wahabi yang secara agama menyimpang jauh dari ajaran Islam dan mempersenjatai serta mendanai mereka tujuannya untuk menancapkan kekuasaannya pada jazirah Arab. Mereka hanyalah ingin menjadikan gerakan wahabi sebagai sentra umat Islam menggantikan al Azhar asy-Syarif yang pada waktu itu banyak mengeluarkan para ulama dan para alumninya menyebarkan aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Sesungguhnya kedok gerakan wahabi dengan berdalih mengenakan pakaian salaf dan mengklaim menjaga tauhid dan akidah serta menghidupkan ajaran yang dianut oleh para ulama salaf shalih menjadi racun yang mematikan untuk menggerogoti umat, bahkan bisa langsung sampai pada hati mereka yang akan terus menjalar ke seluruh badan. Saya tahu banyak dari mereka juga memiliki jiwa yang hanif, tapi ketika akar sejarah dari ajaran yang dibawa ini menyimpang, maka bukan tidak mungkin ujungnya nanti akan menyimpang meski dakwah yang dilakukan terdengar  masuk akal, dan hujjah yang banyak menarik minat para awam.

Inilah pengalaman dan sejarah saya menjadi seorang wahhabi,..dan saya kini kembali kepada yang benar islam sejati Ahlussunnah wal jamaah (ASWJ).

Dakwah salafy Al-Sigambuthi.




Syahrul Al Sigambuthi bersama Munir Mahyudin Munir dan 45 lainnya.

6 Oktober 2020· 

Pengalaman adalah Pelajaran, Mengapa Saya Tinggalkan Wahabi :

1. Kenapa Saya Meninggalkan Salafi (Wahabi).

2. Lebih Jauh Tentang Wahabi

3. Pendalaman dan Kajian Hadits

4. Pendapat Wahabi Tentang Mazhab

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.