Hadits Tentang Himpitan Kubur

Hadits Tentang Himpitan Kubur - Kajian Medina
Ada banyak hadits tentang himpitan kubur [dhommah/dhoghthoh qobri], baik yang sanadnya shahih atau dhaif. Yang pada intinya, semua manusia baik muslim atau kafir, shalih atau thalih [zhalim], selain para anbiya', semua mengalami himpitan kubur. Bahkan disebutkan dalam hadits Nabi riwayat Aisyah dan Ibn Abbas, sahabat Sa'ad bin Mu'adz juga mengalaminya. Nabi berkata: "Andai seseorang bisa selamat dari himpitan kubur, maka Sa'ad bin Mu'adz akan selamat darinya" [HR. Ahmad]

Imam Hakim at-Tirmidzi dalam Nawadirul Ushul [hal. 159] memberikan penjelasan, himpitan kubur dialami oleh semua orang, tak terkecuali orang yang shalih, adalah merupakan balasan karena setiap manusia pasti melakukan kesalahan.

Imam an-Nasafi dalam Bahrul Kalam [hal. 250] berkata, bahwa seseorang yang ahli ta'at tidak akan disiksa di dalam kuburnya, tetapi dia mengalami himpitan kubur serta merasakan takut dan kepayahan. Hal itu karena dia menikmati berbagai nikmat dari Allah, tetapi tidak mensyukurinya.

Akan tetapi, bagaimanapun zahir hadits tentang himpitan kubur tampak bertentangan dengan hadits lain tentang nikmat kubur bagi kaum muslim, yang diantaranya adalah diluaskannya kubur.

Untuk menghimpun hadits-hadits di atas, Imam Muhammad at-Taimi riwayat Ibn Abi Dunya dan Ibn Rajab al-Hanbali dalam kitab Ahwal al-Qubur [hal. 60] memberikan jawaban, bahwa maksud himpitan kubur di atas adalah himpitan [pelukan] seorang ibu kepada anaknya, lantaran manusia diciptakan dari tanah. Setelah lama ghaib [berpisah], maka saat anaknya [manusia] dikembalikan lagi kepada ibunya, tanah akan menghimpitnya seperti pelukan ibu kepada anaknya yang lama tak kembali. Anak yang taat akan dihimpit dengan lembut [himpitan kerinduan] yang durhaka akan dihimpit dengan sangat keras [himpitan adzab], karena murka Allah. Demikian dikatakan pula oleh Imam Mulla Ali al-Qari dan Imam az-Zabidi dalam Syarah Fikih Akbar [hal. 83] dan Ithaf Sadah Muttaqin [X/422].

Hidayat Nur
12 Juli (1 jam yang lalu) ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.