Jika Memang Ajarannya Benar, Mengapa Malu Dipanggil Wahabi?

Jika Memang Ajarannya Benar, Mengapa Malu Dipanggil Wahabi?

Jika Memang Ajarannya Benar, Mengapa Malu Dipanggil Wahabi?

seharusnya anda bangga di panggil dengan sebutan wahabi yang merupakan nama dari pendiri manhaj anda yang menurut fakta sejarah adalah buatan Inggris Britania. 

Dibuat untuk menghancurkan islam dari dalam, karena memang untuk menghancurkan islam dari luar adalah tidak mungkin.

Atau, rasa malu tersebut karena sejarah kelam berdirinya aliran yang suka sekali membid’ahkan amalan orang yang tak sesuai dengan Wahabi ini? Apalagi ketika ada orang yang mengetahui bahwa asal mula berdirinya aliran Wahabi ini bersimbah darah para ulama dan penduduk muslim najd.

Ulama dan penduduk yang mereka bunuh itu juga mengucapkan kalimat syahadat dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Wahabi membantai seluruh muslim yang tak mau mengakui dan masuk ke aliran mereka yang mengatakan Allah berada di langit dan memiliki anggota tubuh. Selain membantai ulama, mereka juga membunuh perempuan dan anak-anak, teramat sadis.

Kini, berbaga macam cara mereka lakukan untuk menyembunyikan ke” Wahhabian ” mereka, untuk menyembunyikan hitam kelamnya sejarah sekte mereka. Dan salah satunya dengan merubah nama mazhab Wahabi dengan nama Salafi. 

Kemudian mengatakan kelompok lain dengan tuduhan Syiah yang menciptakan gelar Wahabi dengan cara licik.

Kemudian, cara lain untuk menutupi aib dari sejarah kelam pendirinya adalah dengan memutar balikkan fakta bahwa nama Wahabi adalah salah satu sifat Allah, dan pendirinya bernama Muhammad. 

Tapi alangkah lucunya, jika pendirinya bernama Muhammad seharusnya nama alirannya adalah Muhammadi bukan Wahabi, yang bernama Wahab itu adalah kakeknya.

Ini tentu argumentasi yang kontradiktif, mereka mungkin tidak tau atau pura-pura tidak tau tentang adat budaya dalam Bangsa Arab tentang penisbatan nama. Nama dalam bangsa Arab biasa di nisbatkan kepada ayah, kakek dan seterusnya.

Contohnya Imam Syafi’i, nama mahzab beliau adalah mahzab Syafi’i, padahal nama beliau adalah Muhammad bin Idris. Dan tidak ada satupun sampai saat ini pengikut mahzab Syafi’i yang protes dengan penamaan tersebut.

Begitu pula madzhab Hanbali nama pendiri nya adalah Ahmad Bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris. Dan tidak ada dari pengikutnya protes lalu mengganti dengan nama Madzhab Ahmadi.

Kemudian untuk menutupi aib ajaran mereka yang memang sudah salah kaprah sejak awal berdirinya, mereka mengatakan bahwa penisbatan nama Wahabi bukan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab namun kepada Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum.

WAHBIYYAH beda dengan  WAHHABIYYAH beda dong??? 

Lho, apa mereka tidak pernah belajar sejarah atau membaca kitab? Abdurrahman bin Rustum adalah pendiri ajaran Wahbiyyah ( Abad 2 Hijriah ) sedangkan Abdul Wahab adalah pendiri Wahhabiyyah ( Abad 12 Hijriah ). 

Perbedaan keduanya sangat jauh sekali.

Mbok ya sudah,, kalau memang mengikuti ajaran Wahabi dan merasa ajaran mereka itu benar, ya diterima saja dan jangan malu jika ada orang lain memanggil dengan sebutan Wahabi.

Bukankah Ulama-ulama wahhabi sendiri juga mengakui bahwa ajaran mereka adalah bernama ” Wahabi ” dan di pelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Apa cuma jamaah Wahabi Indonesia saja yang sangat malu di panggil Wahabi, atau kenapa?

Para petinggi Wahabi yang bangga dengan kewahhabiannya misalnya syeikh bin baz Dalam kitab Fatawa Nur ‘ala al-darb ia mengatakan.

“Penamaan tersebut mahsyur untuk ulama tauhid yakni ulama Najd, mereka menisbahkan para ulama tersebut kepada Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab”

“Nama itu ( Wahhabiyyah ) adalah panggilan yang sangat mulia dan sangat agung.

Manhaj_Salaf

17 Agustus 2021· 

Terbaru Lebih lama

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.