Banyak orang tahu bahwa akidah tajsim (keyakinan bahwa Dzat Allah berupa jisim) adalah akidah yang dianggap sesat oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah. Namun banyak juga yang sebenarnya dia berakidah tajsim tapi tak sadar bahwa itu tajsim sehingga marah kalau disebut sebagai mujassimah.
Untuk mendeteksi akidah Mujassimah (berakidah bahwa Allah adalah jisim) sebenarnya mudah. Cukup anda jujur menjawab pertanyaan di bawah ini:
APAKAH DALAM BENAK ANDA ALLAH ADALAH SOSOK TIGA DIMENSI (berukuran panjang x lebar x tinggi) YANG MENEMPATI RUANG TERTENTU DI ATAS ARASY?
Bila jawabannya adalah ya, maka anda positif sebagai mujassimah. Mengakui atau tidak itu tak mengubah fakta bahwa anda berakidah tajsim.
Bila kemudian anda berpikir bahwa seluruh hal yang wujud haruslah mempunyai volume sebab seluruh hal yang tidak bervolume berarti tidak wujud, maka akidah tajsim anda sudah sampai pada level parah. Mencoba berlindung di balik perkataan "tapi saya tidak menyamakan Allah dengan makhluk" tak mengubah fakta bahwa anda seorang mujassimah akut.
Semua mujassimah berpikir seperti di atas. Meski demikian, semuanya meyakini bahwa Allah tetap tak sama dengan makhluk. Tentu saja yang dimaksud adalah tak sama bentuk atau kaifiyahnya. Sebab itulah mereka disebut mujassimah.
Bila jawaban dari pertanyaan di atas adalah tidak, tetapi anda yakin bahwa Allah itu ada, maka berarti anda seorang Ahlussunnah wal Jama'ah.
Bagi muslim Ahlussunnah, Dzat Allah tak bisa dibayangkan, tak bisa muncul dalam benak atau khayalan dan tak bisa dicari padanan kasusnya dengan apapun sehingga mustahil menggambarkan bagaimana persisnya wujud Allah yang tak bervolume dan tak menempati ruang itu. Tapi mereka tak ambil pusing dengan hal ini sebab Allah memang menyatakan bahwa diri-Nya tak sama dengan apapun dan Nabi Muhammad memang melarang memikirkan Dzat Allah. Muslim Ahlussunnah cukup beriman saja terhadap semua yang dinyatakan al-Qur'an dan hadis sahih tanpa membumbuinya dengan pikiran-pikiran yang hanya berujung pada khayalan atau imaginasi tentang sosok Tuhan seperti yang dilakukan oleh Mujassimah.
Bila jawaban pertanyaan di atas adalah tidak, tetapi arahnya bahwa sebenarnya anda berpikir bahwa Allah itu tak ada, atau anda menyakini bahwa Allah ada tetapi sifat-sifatnya sebenarnya tak ada, maka berarti anda muatthilah (berakidah ta'thil). Ini akidah yang juga dianggap sesat oleh para ulama, bahkan menurut sebagian ulama level kesesatannya lebih tinggi dari mujassimah. Ateisme berawal dari ta'thil ini. Di bawah level ateisme, ta'thil juga menghasilkan penafian seluruh sifat Allah dan penafian peran langsung Allah dalam tindakan manusia seperti diyakini para Jahmiyah dan Muktazilah. Produk ta'thil ini seluruhnya bertentangan dengan al-Qur'an dan as-Sunnah.
Jadi, yang mana akidah anda? Silakan jawab dengan jujur dalam hati. Cukup dalam hati saja sebagai renungan.
Abdul Wahab Ahmad
12 Januari pukul 08.31 ·
#Abdul Wahab Ahmad