Fatwa Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi asy-Syafii Tentang Qurban

Fatwa Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi asy-Syafii Tentang Qurban - Kajian Medina
Fatwa Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi asy-Syafii

(سئل) رحمه الله تعالى: جرت عادة أهل بلد جاوى على توكيل من يشتري لهم النعم في مكة للعقيقة أو الأضحية ويذبحه في مكة، والحال أن من يعق أو يضحي عنه في بلد جاوى فهل يصح ذلك أو لا؟ أفتونا.

Beliau Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi Asy-Syafii Rahimahullah ditanya: Kebiasaan penduduk Jawa mewakilkan pembelian hewan ternak untuk aqiqah atau qurban, sekaligus menyembelihnya di Makkah. Sedangkan faktanya orang yang diaqiqahi atau diqurbani atas namanya itu berada di Jawa. Apakah demikian itu sah atau tidak? Mohon berikan fatwa pada kami.

(الجواب) نعم، يصح ذلك، ويجوز التوكيل في شراء الأضحية والعقيقة وفي ذبحها، ولو ببلد غير بلد المضحي والعاق كما أطلقوه فقد صرح أئمتنا بجواز توكيل من تحل ذبيحته في ذبح الأضحية، وصرحوا بجواز التوكيل أو الوصية في شراء النعم وذبحها، وأنه يستحب حضور المضحي أضحيته.
ولا يجب.

Jawab:
Iya, demikian itu sah. Diperbolehkan mewakilkan pembelian hewan qurban/aqiqah sekaligus menyembelihnya, meskipun hal itu dilakukan di negeri lain yang bukan negeri orang yang berqurban atau pun orang yang beraqiqah sebagaimana para Ulama memutlakannya. Para imam kita sungguh telah menjelaskan akan kebolehan mewakilkan pada orang yang halal sembelihannya dalam masalah menyembelih qurban. Dan mereka menjelaskan kebolehan mewakilkan atau berwasiat untuk membelikan hewan ternak sekaligus menyembelihnya. Sementara itu, orang yang berkurban disunnahkan menghadiri penyembelihannya, namun ini tidak wajib.

وألحقوا العقيقة في الأحكام بالأضحية، إلا ما استثنى، وليس هذا مما استثنوه، فيكون حكمه حكم الأضحية في ذلك. وبينوا تفاريع هذه المسألة في كل من باب الوكالة والإجارة فراجعه.

Mereka mengilhaqkan (baca: mengqiyaskan) hukum aqiqah ke dalam hukum qurban, kecuali pada hal-hal yang dikecualikan (pengecualian). Sementara itu, masalah ini bukan termasuk dalam masalah pengecualian itu. Karenanya, hukumnya adalah sama seperti hukum qurban dalam hal ini. Mereka menjelaskan hukum-hukum pencabangan masalah ini semuanya ke dalam bab wakalah (perwakilan) dan ijarah (sewa-menyewa), karena itu rujuklah ke sana.

وقد كان عليه الصلاة والسلام يبعث الهدي من المدينة يذبح له بمكة، ففي الصحيحين: قالت عائشة رضي الله عنها: أنا قتلت قلائد هدي رسول الله - صلى الله عليه وسلم - بيدي، ثم قلدها النبي - صلى الله عليه وسلم - بيده، ثم بعث بها مع أبي بكر رضي الله عنه.

Sungguh, Nabi ‘alaihish shalatu wassalam mengirimkan hewan hadyu (baca: hewan sembelihan terkait haji) dari Madinah yang disembelih atas nama beliau di Makkah, dalam Bukhari-Muslim:
Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata:
Aku telah mengalungkan tanda hewan hadyu milik Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tanganku, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengikatnya dengan tangan beliau sendiri, kemudian mengirimkannya beserta Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu.

وبالجملة فكلام أئمتنا يفيد صحة ما ذكر، تصريحا وتلويحا، متونا وشروحا.
والله أعلم.

Ringkasnya: kalam para imam kita menunjukkan keabsahan hal tersebut baik secara eksplisit maupun implisit, baik secara mutun (teks ringkas) maupun syuruh (penjelasan teks/anotasi)nya.

Wallahu a’lam

Nur Hasim
4 Agustus pukul 20.00 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.