Entah kepada siapa para staf pejabat negara ini mengaji sehingga yang semestinya dari tempat ngaji mendapatkan ilmu untuk memperbaiki diri malah justru dapat ghibah (menggunjing sesama Muslim).
Tanpa mengetahui sejarah di masa ulama terdahulu, tanpa beban pula mereka memvonis Ulama Shufi sebagai golongan sesat.
Mari baca sejenak penuturan ulama ahli hadis berikut:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ: «ﻟَﻘَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ اﻟﺼُّﻔَّﺔِ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﺭَﺟُﻼً ﻣَﺎ ﻟِﻬُﻢْ ﺃَﺭْﺩِﻳَﺔٌ»
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata: "Para Sahabat Ahlus Shuffah (yang berada di pelataran Masjid Nabawi) berjumlah 70 orang. Mereka tidak memiliki selendang" (HR Al-Hakim)
ﻗَﺎﻝَ اﻟْﺤَﺎﻛِﻢُ: «ﺗَﺄَﻣَّﻠْﺖُ ﻫَﺬِﻩِ اﻷَْﺧْﺒَﺎﺭَ اﻟْﻮَاﺭِﺩَﺓَ ﻓِﻲ ﺃَﻫْﻞِ اﻟﺼُّﻔَّﺔِ ﻓَﻮَﺟَﺪْﺗُﻬُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﻛَﺎﺑِﺮِ اﻟﺼَّﺤَﺎﺑَﺔِ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺭَﻋًﺎ ﻭَﺗَﻮَﻛُّﻼً ﻋَﻠَﻰ اﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻭَﻣُﻼَﺯَﻣَﺔً ﻟِﺨِﺪْﻣَﺔِ اﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟُﻪُ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
Al-Hakim berkata: "Setelah saya pikirkan hadis-hadis yang menjelaskan Ahlus Shuffah ternyata saya temukan mereka adalah para Sahabat Besar, baik Wira'i (menjauhi hal-hal haram dan syubhat), tawakkal kepada Allah, terus menerus melayani Rasûlullâh shallallâhu alaihi wasallam
اﺧْﺘَﺎﺭَﻩُ اﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻟَﻬُﻢْ ﻣَﺎ اﺧْﺘَﺎﺭَﻩُ ﻟِﻨَﺒِﻴِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣِﻦَ اﻟْﻤَﺴْﻜَﻨَﺔِ، ﻭَاﻟْﻔَﻘْﺮِ، ﻭَاﻟﺘَّﻀَﺮُّﻉِ ﻟِﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ اﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ، ﻭَﺗَﺮْﻙِ اﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻷَِﻫْﻠِﻬَﺎ
Allah memilih untuk mereka apa yang telah Allah pilih untuk Nabi-Nya shallallâhu alaihi wasallam, seperti miskin, fakir, rendah hati untuk ibadah kepada Allah, meninggalkan dunia untuk para pemiliknya
ﻭَﻫُﻢُ اﻟﻄَّﺎﺋِﻔَﺔُ اﻟْﻤُﻨْﺘَﻤِﻴَﺔُ ﺇِﻟَﻴْﻬُﻢُ اﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻗَﺮْﻧًﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﻗَﺮْﻥٍ، ﻓَﻤَﻦْ ﺟَﺮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺳُﻨَّﺘِﻬِﻢْ ﻭَﺻَﺒْﺮِﻫِﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﺮْﻙِ اﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَاﻷُْﻧْﺲِ ﺑِﺎﻟْﻔَﻘْﺮِ، ﻭَﺗَﺮْﻙِ اﻟﺘَّﻌَﺮُّﺽِ ﻟِﻠﺴُّﺆَاﻝِ ﻓَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻋَﺼْﺮٍ ﺑِﺄَﻫْﻞِ اﻟﺼُّﻔَّﺔِ ﻣُﻘْﺘَﺪُﻭﻥَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺧَﺎﻟِﻘِﻬِﻢْ ﻣُﺘَﻮَﻛِّﻠُﻮﻥَ»
Mereka ini adalah sekelompok golongan yang orang-orang SHUFI menisbatkan diri kepada mereka dari masa ke masa. Barangsiapa yang berperilaku seperti ajaran mereka, kesabaran untuk meninggalkan dunia, merasa nikmat dengan kefakiran dan tidak meminta-minta, maka mereka ini adalah pengikut Ahlus Shuffah. Dan mereka bertawakal kepada Allah" (Mustadrak Al Hakim)
Tasawuf itu nama ilmu dari perilaku para Sahabat yang meneladani perilaku Rasûlullâh shallallâhu alaihi wasallam. Sama seperti ilmu Fikih yang diambil dari tata cara ibadah Nabi. Juga ilmu Tajwid yang diambil dari tata cara Nabi membaca Al-Qur'an. Jika ilmu Tasawuf dianggap sesat, mengapa ilmu tajwid tidak dianggap sesat?
Kalau yang mereka kehendaki adalah orang yang menyimpang dari Tasawuf, maka sebutlah oknumnya, bukan Tasawuf dan Ulama Shufi secara keseluruhan.
Ma'ruf Khozin
29 Desember pukul 11.49 ·
#Ma'ruf Khozin