Bid'ah Doa Buka Puasa

Bid'ah Doa Buka Puasa - Kajian Medina
BID'AH DOA BUKA PUASA

Cukup banyak Netizen yang mengatakan bahwa doa "Allaahumma laka shumtu..." itu bid'ah, karena haditsnya dinilai lemah oleh sebagian Ulama. Kemudian mereka merekomendasikan doa "Dzhabazh Zhama...".

Padahal, kalau doa "Allaahumma laka shumtu..." divonis bid'ah, hanya karena ada sebagian ulama yang menilainya lemah, seharusnya mereka juga memvonis doa "Dzahabazh Zhama..." sebagai bid'ah, karena kenyataannya ada sebagian Ulama yang menilainya lemah.

Yang benar, kedua doa tersebut boleh dilafazhkan, sekalipun pada keduanya terdapat kelemahan. Karena mengamalkan hadits yang terdapat kelemahan dalam permasalahan doa dan dzikir diperbolehkan oleh para Ulama, selama isinya tidak bertentangan dengan dalil-dalil yang disepakati keshahihannya.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shaalih Al-'Utsaymin berkata:

وينبغي أن يدعو عند فطره بما أحب، فعن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قال: إن للصائم عند فطره دعوة ما تُرَدُّ، وعن معاذ بن زهرة مرسلا مرفوعا: كان إذا أفطر يقول: اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت

“Dan dianjurkan untuk berdoa ketika berbuka puasa dengan doa yang disukai. Diriwayatkan dari Nabi shallallaahu 'alayhi wa sallam bahwasanya beliau bersabda: “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa memiliki doa yang dikabulkan ketika berbuka puasa." Dan dari Muadz bin Zahrah secara mursal marfu’, bahwasanya Nabi berbuka puasa dengan berdoa: “Allaahumma laka shumtu wa ’alaa rizqika afthartu.” (Majmu’ Fatawa Ibnu 'Utsaymin 20/261).

Oleh karena itu, beliau di tempat yang lain mengatakan:

والدعاء المأثور اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت ومنه أيضا قول النبي صلى الله عليه وسلم ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر ان شاء الله. وهذان الحديثان وان كان فيهما ضعف لكن بعض أهل العلم حسنهما. وعلى كل حال فإذا دعوت بذلك أو بغيره عند الإفطار فإنه موطن إجابة

Dan doa (berbuka puasa) yang ma'tsur adalah doa "Allaahumma laka shumtu wa 'alaa rizqika afthartu." Juga doa Nabi shallallaahu 'alayhi wa sallam: "Dzahabazh zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insyaallaah". Dan kedua hadits ini, walaupun di dalam keduanya terdapat kelemahan (dhaif), akan tetapi sebagian ulama (yang lain) menilai kedua hadits ini hasan. Karenanya, apabila engkau berdoa dengan doa tersebut atau dengan doa-doa yang lainnya pada saat berbuka puasa, maka waktu tersebut memang termasuk waktu dikabulkannya doa. [Kutub wa Rasaail lil 'Utsaymin 10/134]

Jauh sebelum beliau, para Ulama Syaafi'iyyah, di antaranya Al-Imaam An-Nawawi dan Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshaariy telah merekomendasikan kedua doa ini:

قال المصنف وسائر الأصحاب يستحب ان يدعوا عند افطاره اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت وفى سنن أبي داود والنسائي عن ابن عمر كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا افطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر ان شاء الله تعالى

Telah berkata Al-Mushannif (Abu Ishaaq Asy-Syairazi) dan para ulama Syaafi'iyah: "Disukai (mustahab) untuk melafazhkan doa pada saat berbuka puasa: "Allaahumma laka shumtu wa 'alaa rizqika afthartu". Dan di sebutkan dalam Sunaan Abi Daawuud dan An-Nasa'i dari Ibn 'Umar: "Apabila Nabi shallallaahu 'alayhi wa sallam berbuka puasa, maka beliau membaca: "Dzahabazh zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insyaallaahu ta'aala". [Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab Al-Imaam, An-Nawawi: 6/363]

Adapun Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshaariy mengatakan:

وينبغي له أن يقول بعد وفى نسخة عند الإفطار اللهم لك ضمت وعلى رزقك افطرت للاتباع رواه أبو داود باسناد حسن لكنه مرسل وروي أيضا أنه صلى الله عليه وسلم كان يقول حينئذ ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر ان شاء الله تعالى

Dan sudah seharusnya bagi orang yang berpuasa untuk membaca doa setelah berbuka puasa (dalam naskah yang lain disebutkan: ketika berbuka): "Allaahumma laka shumtu wa 'alaa rizqika afthartu" untuk ittiba' (mengikuti sunnah). Abu Daawuud meriwayatkan hadits tersebut dengan sanad yang hasan (bagus) akan tetapi hadits itu berkedudukan mursal. Dan telah di riwayatkan bahwa nabi shallallaahu 'alayhi wa sallam saat berbuka puasa membaca "Dzahabazh zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insyaallaahu ta'aala." [Asnal Mathalib Al-Imam Zakariyya Al-Anshaariy: 5/337]

Wallaahu a'lam.

- Laili Al-Fadhli -

Laili Al-Fadhli
28 April pukul 12.09 · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.