Kisah Guru, Murid dan Petani

Kisah Guru, Murid dan Petani
Nukil Sebuah Kisah

Suatu hari seorang guru berjalan bersama muridnya disebuah ladang. Tiba-tiba mereka menemukan sepatu usang milik seorang petani. Sang murid berkata pada gurunya,
"Wahai guru, bagaimana kalau kita bercandai petani itu dengan menyembunyikan sepatu miliknya. Kita liat bagaimana reaksinya nanti".
Sang guru berkata,
"Wahai anakku, kita tidak boleh menghibur diri atau mencari kebahagiaan dengan cara membuat orang lain sedih.
Lagipula kamu kan orang kaya, kamu bisa membuat dirimu dan dirinya bahagia dalam waktu bersamaan.
Bagaimana caranya wahai guru...?
"Letakkan beberapa dinar pada kedua sepatunya, lalu kita cari tempat persembunyian sembari melihat bagaimana reaksinya nanti". Jawab sang guru.
Sang murid melakukan apa yg diminta oleh gurunya, keduanya lalu bersembunyi di balik semak² menanti apa yg akan terjadi selanjutnya.
Beberapa saat kemudian datanglah petani miskin itu, nampak begitu lelah setelah seharian bekerja. Lalu ia memakai sepatunya, tiba-tiba dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pada kakinya.
Diperiksalah sepatunya tersebut, dia menemukan beberapa keping dinar. Hal yang sama ia temukan pada sepatunya yang satu lagi. Dilihatnya dinar-dinar itu dengan pandangan seperti tidak percaya, dia memastikan kalau dirinya tidak sedang bermimpi. Pandangannya kesana kemari pada sekeliling pematang, namun tak ada seorangpun disana.
Iapun tersungkur sujud, lalu mengangkat wajahnya ke langit sambil berkata, " Aku bersyukur kepadamu wahai Rabbku, Wahai yg Maha tahu bahwa istriku sedang sakit dan anakku sedang kelaparan dan tidak menemukan apapun untuk mengganjal perutnya.
Syukurku pada-Mu yg telah menyelamatkan kami dari kebinasaan..."
Petani itu terus menatap ke langit sambil memuji Allah akan karunia-Nya.
Sang muridpun terenyuh. Ia tak kuasa membendung air mata bahagianya.
Sang guru bertanya, "Bukankan sekarang kamu lebih bahagia ketimbang kamu menyembunyikan sepatu milik petani itu..?
Manakah yang lebih baik, kamu bahagia karena menderitakan orang lain, atau kamu bahagia karena membahagiakan orang lain..?
Sang murid menjawab, "Aku mengerti guru. Aku baru saja belajar hal yg takkan pernah aku lupakan sepanjang hidupku. Sekarang aku baru mengerti sebuah kalimat yang sebelumnya tidak aku fahami dengan baik,
"Saat kau memberi, kau akan lebih bahagia ketimbang saat kamu menerima".
Sang guru menambahkan, Wahai anakku... " Jangan sekali-kali mencari kebahagiaan dengan cara menderitakan orang lain.
Kebahagiaanmu dimulai ketika kau membahagiakan orang lain.
Ingatlah bahwa kedermawan itu beragam.
- Memberi maaf saat mampu membalas adalah Kedermawan.
إنما الأعمال بالنيات
Innamal a'maalu binniyyaati
Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.
(Hr Bukhori,Muslim)
- Mendoakan saudaramu saat ia tidak disisimu adakah kedermawan.
كل معروف صدقة
Kullu ma'ruufin shadaqah
Setiap kebaikan adalah shodaqoh.
(Hr Muslim).
- Mencari udzur dan menepis prasangka buruk padanya adalah Kedermawan.
الدين النصيحة
Ad diinunnashiihah
Agama adalah nasihat
(Hr Muslim, Abu Dawud dan an Nasai)
- Menjaga lisan serta tanganmu untuk tidak menyakiti siapapun juga merupakan sebuah Kedermawan.
الله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه
Allaahu fii 'aunil 'abdi maa kaanal 'abdu fii 'auni akhiiHi
Allah senantiasa menolong hambaNya, selama hambaNya suka menolong saudaranya.
(Hr Muslim).
Kebenaran hanya milik الله

Musa Muhammad
12 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.