Cekcok

Cekcok - Kajian Medina
CEKCOK

Menjelang Perang Salib I, kaum Muslim terlibat cekcok dan pertengkaran sesama mereka. Ulama tengkar dg ulama. Penguasa tengkar dg penguasa. Asy'ari tengkar dg Hanbali. Penguasa bahkan ada yg minta bantuan musuh utk menghadapi sesama Muslim. Dlm kondisi demikian, tiba2 datanglah pasukan Salib menyerang tanpa diduga-duga. Hasilnya, pasukan Salib menang dan kaum Muslim kalah telak. Beberapa ulama, spt Imam Al-Ghazali dan Abdul Qadir Jailani, memperbaiki kondisi. Setelah berlalu satu generasi, upaya perbaikan mereka mulai memperlihatkan hasil. Kaum Muslim berhasil membalik sejarah. Pasukan Salib gantian yang mengalami kekalahan.

Waktu pun berjalan. Cekcok terjadi kembali di kalangan kaum Muslim. Mereka yg terlibat cekcok adalah anak cucu para pahlawan yg berhasil mengalahkan pasukan Salibis dalam Perang Salib III. Barangkali mereka bangga sbg keturunan pahlawan. Tragisnya, jiwa juang dan semangat berkorban utk Islam yg dicontohkan oleh leluhur mereka tdk mereka miliki. Ya, mereka membanggakan sesuatu yg tdk mereka miliki. Sbg anak keturunan pahlawan, mungkin mrk merasa paling berhak berkuasa. Mereka lalu menyerang penguasa Muslim lain yg sebenarnya jg sdr mereka sendiri, sama-sama anak keturunan pahlawan Perang Salib III. Utk memenangkan cekcok, tanpa merasa malu mereka meminta bantuan pasukan Salibis, musuh yg dulu diperangi mati-matian oleh leluhur mereka. Dg bantuan pasaukan Salibis, mereka menghajar saudara sesama Muslim.

Pada saat terjadi cekcok itu, Allah mengirim pasukan Mongol, orang-orang Tartar yang gagah perkasa. Selama sekian lama, pasukan Mongol itu nyaris tak pernah terkalahkan. Nyali kaum Muslim ciut. Sebuah mitos menyebar bahwa pasukan Mongol adalah utusan Tuhan yg tak mungkin dikalahkan yg datang utk menghukum umat manusia. Dampak mitos tersebut sangat hebat menggetarkan jiwa kaum Muslim. Sampai-sampai pernah terjadi, orang Mongol cekcok dg orang Muslim di jalan. Orang Mongol itu mengancam, "Kamu tunggu di sini. Aku akan pulang mengambil pedang. Aku akan membunuhmu." Karena sangat takut, hilanglah akal sehat Muslim tersebut. Ia pasrah diam di tempat menunggu orang Mongol kembali utk menyembelihnya.

Dalam kondisi genting itu, Allah menyelamatkan umat Islam melalui orang-orang yg sebelumnya tdk begitu menonjol di pentas sejarah. Mereka adalah para budak. Mereka dikenal sebagai Mamluk atau Mamalik. Tantangan pertama yg harus dihadapi para Mamluk adalah tuan mereka. Suka atau tdk suka, mereka harus menghadapi tuan mereka, anak keturunan para pahlawan Perang Salib III. Mengapa demikian? Karena anak para pahlawan tadi adalah "biang kerok" perpecahan yg terjadi pada zaman tsb.

Setelah tantangan itu berhasil ditangani, para Mamluk kemudian bersiap-siap menghadapi pasukan Mongol. Orang-orang Mamluk ini kebanyakan berasal dari Turki dan wilayah Kaukasus. Mereka adalah orang-orang perkasa, spt perkasanya Khabib Nurmagomedov yg juga berasal dari wilayah Kaukasus. Para Mamluk berhasil mengalahkan pasukan Mongol dlm Perang Ain Jalut. Selain menghancurkan kekuatan Mongol, perang ini jg menghancurkan mitos bahwa pasukan Mongol adalah pasukan Tuhan yg tdk terkalahkan.

Umat Islam kembali menang. Waktu terus berjalan. Sejarah berjalan dan berulang-ulang. Cekcok pun juga kembali diulang.

Muhammad Isa Anshory II
27 Oktober pukul 07.20 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.