Beginilah poster framing murahan à la Kokohiyyun Neo Murji-ah.
Menukil hadîts mulia sabda Baginda Nabî ﷺ, namun maksudnya kotor mau mentazkiyah bahwa hanya lulusan Madînah sebagai standard kebenaran, dan menimbulkan asumsi bahwa ‘ulamâ’ yang bermutu itu hanya dari Madînah.
Padahal, hadîts itu berbicara tentang akhir zaman, tentang keutamaan kota Madînah di mana îmân akan kembali layaknya ular yang kembali ke sarangnya. Tapi diframing jadi: "belajarlah sama kami saja, jangan kepada ustâdz lain yang lulusan Turki, Yaman, Cairo apalagi Maroko".
Coba ya, kalau menulis poster kayak begini kan jadinya sangat bermasalah bahkan menunjukkan kebodohan dan ketidakkonsistenan mereka sendiri.
Pertama, memangnya kota lain itu tak ada keutaamaannya? Bagaimana dengan kota Makkah, wilayah Syâm, Misr, dan Yaman yang juga ada hadîts-hadîts shohîh tentang keutamaannya?
Kedua, apakah ‘ulamâ’ itu terbatas hanya dari Mâdînah semata?
Kalau Imâm Abû Hanifah, Imâm asy-Syâfi‘î, Imâm Ahmad dan Syaikhul Islâm Ibnu Taymiyyah رحمهم الله تعالى sudah terlalu jauh zamannya, maka bagaimana dengan Syaikh Bin Bâz, Syaikh Ibnu al-‘Utsaymîn, dan Syaikh al-Albânî رحمهم الله تعالى yang semuanya bukan dari Madînah…???
Ketiga, kalau gerombolan Neo Murji-ah itu sok-sok kukuh hanya mau belajar sama lulusan Madînah, maka mau kah mereka belajar sama Habib Dr Salim Segaf al-Jufri, Dr Hidayat Nur Wahid, dan Dr Muhammad Zaitun Rasmin حفظهم الله تعالى yang semuanya lulusan Madînah…?
Pasti tidak kan…?!?
Eh gerombolan Neo Murji-ah itu malah memilih belajar sama Ngibaroin-nya yang bukan lulusan mana-mana, tetapi cuma pernah jadi TKI namun diaku-ngaku sebagai "murid unggul" dan "murid pintar"-nya Syaikh…???
Lebih rusak lagi, malah belajar sama si Penyanyi Café Jijay Bajay yang kawin tanpa walî itu…!
Sungguh poster framing macam ini rusak dan berbahaya, apalagi bagi awam, karena mereka jelas nanti malah jadi tidak mau belajar kepada ustâdz yang selain lulusan Madînah yang di luar gerombolannya!
Apakah ini kalau bukan kelakuan hizbiyyah jâhiliyyâh…?!?
الله المستعان
Arsyad Syahrial
8 Maret 2020 pukul 06.50 ·
#Arsyad Syahrial
#Pendaku Salafi