Sebagai Muhasabah Saja

Sebagai Muhasabah Saja - Kajian Medina
Sebagai Muhasabah Saja

(Postingan 7 tahun yang lalu)

Terkadang, ketika kita mengambil sebuah keputusan, menentukan sebuah sikap, mengomentari sebuah peristiwa dan sebagainya, kita mengira bahwa semua itu sudah berdasarkan akal sehat, semangat (ghirah) agama yang tinggi dan pertimbangan yang sangat logis. Sehingga ketika ada orang-orang yang tidak menempuh sikap yang sama dengan yang kita tempuh, kita kemudian meragukan cara berpikirnya dan kepedulian beragamanya. Ketika kita diminta untuk mengevaluasi sikap tersebut, mana tahu ada intervensi setan dan hawa nafsu di dalamnya, kita akan langsung emosi dan menganggap orang tersebut meragukan kejernihan pikiran dan kedalaman ilmu kita.

Sebenarnya, setan memang sangat 'ikhlas' dalam menggoda kita. Ia tidak ingin disebut-sebut punya andil dalam membentuk pola pikir kita. Ia lebih suka dilupakan dan diabaikan. Sehingga ia dengan leluasa bisa masuk ke alam bawah sadar kita, tanpa kita sadari sebenarnya dialah yang telah mengarahkan dan mengendalikan kita.

Mari kita simak firman Allah swt dalam surat al-Muthaffifin ayat 13-14.

"Apabila dibacakan padanya (orang kafir) ayat-ayat Kami ia berkata: "Itu semua hanyalah dongeng-dongeng orang dahulu." Tidak, sebenarnya hati mereka yang dikotori oleh perbuatan (buruk) mereka sendiri."

Diantara indikasi bahwa sikap, pendapat dan penilaian kita sebenarnya datang dari setan atau hawa nafsu adalah:

1. Ketika kita diminta untuk memberi argumen yang kuat terhadap sikap itu kita tidak bisa, apalagi jika diminta mendasarkannya pada ayat al-Quran yang tegas atau sunnah yang benar.

2. Ketika ada orang yang mengambil sikap yang berbeda dengan yang kita ambil, kita cenderung memandangnya sebelah mata dan bahkan menyalahkan atau merendahkannya.

3. Sikap itu kita ambil sebenarnya dilatarbelakangi karena orang lain juga mengambil sikap yang sama. Ini artinya, kalau tidak ada orang yang bersikap seperti itu kita juga akan 'pikir-pikir' untuk mengambil sikap tersebut. Ini membuktikan bahwa pengambilan sikap itu berdasarkan perasaan atau emosional bukan argumen atau rasional. Wallahu a'lam.

Yendri Junaidi

28 November 2020 pada 08.48  · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.