قال -ابن عاقل- : كان عندنا بالظفرية دار، كلما سكنها ناس أصبحوا موتى، فجاء مرة رجل مقرئ، فاكتراها، وارتضى بها، فبات بها وأصبح سالما، فعجب الجيران، وأقام مدة، ثم انتقل،
Ibnu Aqil bercerita: Kami memiliki sebuah rumah di daerah Dhofariyah. Tiap kali ada orang yang menempatinya, keesokan paginya pasti wafat. Suatu ketika, tibalah seorang muqri’ (ahli pembaca Qur’an) menyewa rumah tersebut. Ia pun menginap di sana. Namun, keesokan harinya ia tidak apa-apa. Para tetangga heran. Ia tinggal di sana sementara, lalu pindah.
فسئل، فقال: لما بت بها، صليت العشاء، وقرأت شيئا، وإذا شاب قد صعد من البئر، فسلم علي، فبهت، فقال: لا بأس عليك، علمني شيئا من القرآن.
Ia pun ditanya, lalu ia bercerita: Ketika saya menginap di sana, Saya shalat Isya dan membaca al-Quran. Tiba-tiba sesosok pemuda muncul dari dalam sumur. Ia pun mengucapkan salam padaku. Aku kaget. Lalu Ia mengatakan: Gak apa-apa, ajari Aku al-Quran!.
فشرعت أعلمه، ثم قلت: هذه الدار، كيف حديثها؟
قال: نحن جن مسلمون، نقرأ ونصلي، وهذه الدار ما يكتريها إلا الفساق، فيجتمعون على الخمر، فنخنقهم.
قلت: ففي الليل أخافك، فجئ نهارا.
قال: نعم.
Aku pun mengajarinya. Kemudian, Aku bertanya: Rumah ini, bagaimana ceritanya?
Ia menjawab: Kami ini jin muslim. Kami membaca al-Quran dan juga sholat. Rumah ini disewa orang-orang fasik, lalu mereka mabuk-mabukan. Lalu kami mencekiknya.
Lantas, Aku berkata: Karena itu, di malam hari Aku takut padamu. Datanglah di siang hari!.
Ia menjawab: Baiklah.
فكان يصعد من البئر في النهار، وألفته، فبينما هو يقرأ، إذا بمعزم في الدرب، يقول: المرقي من الدبيب، ومن العين، ومن الجن.
فقال: أيش هذا؟
قلت: معزم.
قال: اطلبه.
Ia pun muncul dari sumur itu di siang hari dan Aku pun menemuinya. Ketika Ia membaca al-Quran, tiba-tiba seorang mu’azzim (peruqyah) berada di pintu sembari mengatakan: Peruqyah dari hewan melata, penyakit ‘ain, dan jin.
Ia bertanya: Itu apa?
Aku menjawab: Mu’azzim.
Ia berkata: Mintalah ia kemari.
فقمت وأدخلته، فإذا بالجني قد صار ثعبانا في السقف، فعزم الرجل، فما زال الثعبان يتدلى حتى سقط في وسط المندل، فقام ليأخذه ويضعه في الزنبيل، فمنعته، فقال: أتمنعني من صيدي؟!
Aku pun berdiri dan membawanya masuk. Tiba-tiba jin itu menjadi ular di langit-langit rumah. Lalu, laki-laki tadi membacakan mantera, sedangkan ular itu tetap menggantung hingga akhirnya jatuh di tengah-tengah sepatu. Laki-laki itu lalu bangkit untuk mengambil dan menangkapnya di keranjang. Namun, Aku mencegahnya. Ia lalu bertanya: Apa kau melarangku menangkap buruanku?
فأعطيته دينارا وراح، فانتفض الثعبان، وخرج الجني، وقد ضعف واصفر وذاب، فقلت: ما لك؟
قال: قتلني هذا بهذه الأسامي، وما أظنني أفلح، فاجعل بالك الليلة، متى سمعت في البئر صراخا، فانهزم.
Lalu, Aku memberinya uang satu dinar dan Ia pergi. Lantas, ular itu bergeser dan keluarlah sesosok jin. Jin itu nampak kelelahan, berwarna kuning, dan kurus. Lalu, Aku bertanya: Apa yang terjadi padamu?
Ia menjawab: Orang itu hampir membunuhku dengan asma-asma itu. Aku tak mengira bisa selamat. Waspadalah malam ini!. Jika mendengar jeritan di sumur itu, menyerahlah!
قال: فسمعت تلك الليلة النعي، فانهزمت.
قال ابن عقيل: وامتنع أحد أن يسكن تلك الدار بعدها
Muqri’ itu berkata: Lalu Aku mendengar kabar wafat di malam itu. Aku pun menyerah.
Ibnu Aqil berkata: Dan setelah itu siapapun sulit untuk menempati rumah itu.
Wallahu a’lam
Nur Hasim
13 September pukul 23.24 ·
baca juga beberapa tulisan tentang Jin dan Syetan dalam literatur Islam :
- Karena Jin Pun Punya Agama
- Memusuhi Setan, Mengawini Hantu-Hantu
- Lelaki Yang Menikah Dengan Peri
- Kisah Rumah Angker, Jin Ular dan Keberkahan Al-Quran
- Setoran Al-Quran Jin Mukmin 1 Juz 1 Week
- Bagaimana Setan Menyerang Hati Manusia?
- Tamu Tak Diundang Di Butta Salewang
- Qorin, Sang Jin Pendamping
#Nur Hasim