Benarkah Pendapat Lama Imam Syafi'i Sudah Tidak Termasuk Madzhabnya dan Tidak Boleh Diamalkan Secara Mutlak?

Benarkah Pendapat Lama Imam Syafi'i Sudah Tidak Termasuk Madzhabnya dan Tidak Boleh Diamalkan Secara Mutlak?
BENARKAH PENDAPAT LAMA IMAM SYAFI’I SUDAH TIDAK TERMASUK MADZHABNYA DAN TIDAK BOLEH DIAMALKAN SECARA MUTLAK ?

Oleh : Abdullah Al-Jirani
****
Imam Syafi’i, diantara sosok ulama’ yang paling masyhur dengan istilah “qaulul qadim” (pendapat lama) dan “qaulul jadid” pendapat baru. Walaupun sebaian ulama’ yang lain juga memiliki keduanya, namun –sebatas pengetahuan kami- tidak sepopuler imam Syafi’i.

Pendapat lama imam Syafi’i merupakan kumpulan berbagai pendapat beliau saat masih di Irak berupa tulisan dalam kitabnya “Al-Hujjah” yang merupakan cikal bakal kitab “Al-Umm”, dan berbagai fatwa yang diriwayatkan oleh murid-murid beliau. Diantara mereka, Ahmad bin Hambal, Az-Za’farani, Al-Karabisi, Abu Tsaur dan yang lainnya.

Adapun pendapat baru imam Syafi’i, merupakan kumpulan berbagai tulisan yang beliau susun dan berbagai fatwa yang beliau sampaikan setelah pindah ke Mesir yang diriwayatkan oleh murid-murid beliau. Diantara mereka, Al-Buwaithi, Al-Muzani, Ar-Rabi’ Al-Muradi, Harmalah dan selain mereka. kitab-kitab terpenting yang mengumpulan pendapat pendapat baru beliau diantaranya, Al-Umm, Al-Imla’, Mukhtashar Al-Muzani, dan Mukhtashar Al-Buwaithi.

Walau tidak semuanya,kebanyakkan pendapat lama imam Syafi’i telah dirujuk atau direvisi di dalam pendapat baru beliau. Oleh karena itu, jika imam Syaifi’i memiliki dua pendapat dalam satu masalah, yaitu pendapat lama dan baru, maka pendapat baru merupakan revisi dari pendapat lamanya. Akan tetapi hal ini tidak bersifat mutlak. Hanya khusus pada pendapat baru yang menyelisihi pendapat lama saja. Jika tidak menyelisihi, dalam arti mencocoki atau sejalan –walaupun dengan ungkapan yang sedikit berbeda-, maka hal ini tidak berlaku. Oleh karena itu, pemahaman sebagai orang yang menyatakan bahwa pendapat lama imam syafi’i telah direvisi semuanya sehingga tidak lagi menjadi madzhab beliau serta tidak boleh diamalkan, ini pendapat yang sangat keliru.

Imam An-Nawawi –rahimahullah- (wafat : 676 H) berkata :

وَاعْلَمْ أَنَّ قَوْلَهُمْ الْقَدِيمُ لَيْسَ مَذْهَبًا لِلشَّافِعِيِّ أو مرجوعا عَنْهُ أَوْ لَا فَتْوَى عَلَيْهِ الْمُرَادُ بِهِ قَدِيمٌ نَصَّ فِي الْجَدِيدِ عَلَى خِلَافِهِ أَمَّا قَدِيمٌ لَمْ يُخَالِفْهُ فِي الْجَدِيدِ أَوْ لَمْ يَتَعَرَّضْ لِتِلْكَ الْمَسْأَلَةِ فِي الْجَدِيدِ فَهُوَ مَذْهَبُ الشَّافِعِيِّ وَاعْتِقَادُهُ وَيُعْمَلُ بِهِ وَيُفْتَى عَلَيْهِ ...وَإِنَّمَا أَطْلَقُوا أَنَّ الْقَدِيمَ مَرْجُوعٌ عَنْهُ وَلَا عَمَلَ عَلَيْهِ لِكَوْنِ غَالِبِهِ كَذَلِكَ

“Ketahuilah ! sesungguhnya ucapan mereka (para ulama’ Syafi’iyyah) “Pendapat lama bukan madzhab bagi Syafi’i”, atau “telah direvisi”, atau “Tidak ada fatwa atasnya”,maksudnya : Pendapat lama yang menyelisihi apa yang beliau jelaskan dalam pendapat baru. Adapun pendapat lama yang tidak menyelisihi pendapat baru, atau pendapat tersebut tidak bertentangan dengan pendapat baru, maka itu merupakan madzhab (pendapat resmi) Syafi’i, keyakinannya, diamalkan, dan difatwakan.....para ulama’ memutlakkan (ungkapan) bahwa pendapat baru telah direvisi dan tidak boleh diamalkan, karena secara umum demikian (tapi bukan semuanya).”[Majmu’ Syarhul Muhadzdzab : 1/68].

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat untuk kita sekalian. Barakallahu fiikum.

Surakarta, 6 Safar 1440 H

Abdullah Al Jirani
18 menit ·

Sumber : https://web.facebook.com/abdullah.aljirani.37/posts/343804276390878

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.