Kritik dan masukan sama sekali tidak akan mengurangi kemuliaan orang-orang mulia. Imam Syafi'i, Ahmad, Malik, Abu Hanifah dahulu hingga hari ini dikritik dan dikoreksi pendapatnya, namun nama mereka tetap harum dan madzabnya tersebar di muka bumi.
Begitu juga dengan ulama kita lainnya. Kesalahan mereka dikoreksi, ketergelinciran mereka diingatkan. Dan itu sama sekali tidak mengurangi kadar keagungan mereka di hati umat.
Justru umat semakin cinta dan kagum, karena panutan atau ulamanya adalah manusia yang jujur dan adil. Mencintai kebenaran dan bahagia ketika kesalahannya ditunjukkan. Karena yang ma'shum hanyalah para Nabi dan Rasul 'alaihimusshatu wassalam.
Justru dengan dikritik seseorang akan semakin terangkat naik, selama segera rujuk kepada kebenaran. Karena akan terlihat jelas siapa yang beragama dengan Ikhlas dengan yang sekedar mencari panggung dan populeritas.
Pihak yang mengkritik GM atau juga ulama lainnya tidak bisa diartikan sedang merendahkan pihak yang dikritik, bisa jadi justru karena sayangnya.
Begitu juga yang membela beliau membabi buta, bukan berarti lantas mencintainya, bisa jadi mereka adalah pihak yang menjerumuskan beliau bahkan umat.
Sederhananya lihat saja, yang mengkritik beliau adalah kebanyakan dari saudara-saudara sendiri. Para ulama aswaja dan habaib yang sayang kepadanya. Ada kritik masuk dari Salafi ? Saya belum mendengar.
Maka disini saya berusaha untuk inshof (objektif). Yang saya bantah bukan beliaunya, tapi pihak yang mengangkat referensi dari kitab ulama sekan membenarkan bahwa masa kecil Nabi memang dekil,kucel, atau rembesan. Padahal semuanya tidak berdasar.
Wallalhu a'lam.
Ahmad Syahrin Thoriq
4 Desember 2019 (7 jam · )
#Ahmad Syahrin Thoriq