Qiyas Dagelan ala Neo Murjiah

Qiyas Dagelan ala Neo Murjiah

𝐐𝐢𝐲𝐚̄𝐬 𝐃𝐚𝐠𝐞𝐥𝐚𝐧 𝐚̀ 𝐥𝐚 𝐍𝐞𝐨 𝐌𝐮𝐫𝐣𝐢-𝐚𝐡

Kokohiyyūn Neo Murji-ah lagi-lagi heboh soal harōmnya alat musik dan mereka mengatakan bahwa keharōman itu melekat pada bendanya demi membela fatwa pengikutnya yang mantan arteees.

Well, saya pribadi mengambil pendapat bahwa halāl-harōm itu melekat pada perbuatan, bukan bendanya. Babi jelas harōm kalau dimakan, namun kalau cuma melihat dari kejauhan ya tidak harōm. Atau harta hasil curian harōm bagi yang mencuri, kalau dikembalikan ke pemilik asli, maka ya gak harōm dong?

Begitu juga dengan alat musik. Saya mengambil pendapat bahwa memainkan musik yang shifatnya melalaikan, menjurus dan mengumbar hawa nafsu, adalah terlarang. Namun untuk mengatakan bahwa alat musik itu harōm bendanya ya jelas saya tidak berani.

Perkara musik ini memang salah satu letak dari berlebih-lebihan (tafrith)nya gerombolan Neo Murji-ah, sebagaimana mereka menganggap bahwa semua Shufi itu pasti penyembah kubur. Gerombolan Neo Murji-ah itu memang kebanyakan minim ‘ilmu, namun keras suara dan nir adab, sehingga selalu terjadi pertengkaran dengan kaum Muslimīn.

Lucunya, kekurangajaran itu mereka itu dianggapnya sebagai "da‘wah ilallōh", dan ketika mereka dijauhi bahkan dihajar maka mereka menganggap diri mereka adalah "al-ghuroba’" yang sedang menggenggam bara api.

Heylooo…???

Dijauhi dan dizhōlimi karena Ketauhīdan dan da‘wah haq yang dilakukan dengan adab dan kesantunan itu adalah ujian dan akan dibalasi dengan pahala yang besar oleh Allōh ﷻ‎ apabila disikapi dengan sabar.

Namun hajaran akibat bacotan minim ‘ilmu nir adab maka itu adalah MUSHIBAH bahkan HUKUMAN.

So jangan kebalik-balik ya?

BTW, yang dagelan itu tentunya adalah: "Encus salah bunuh tetap dapat satu pahala karena ijtihād" atau "Mannequin challenge sebagai da‘wah" ya kan, Tad? 🤪

Arsyad Syahrial

6 Agustus 2021 pada 09.42  · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.