๐๐ข๐ฒ๐̄๐ฌ ๐๐๐ ๐๐ฅ๐๐ง ๐̀ ๐ฅ๐ ๐๐๐จ ๐๐ฎ๐ซ๐ฃ๐ข-๐๐ก
Kokohiyyลซn Neo Murji-ah lagi-lagi heboh soal harลmnya alat musik dan mereka mengatakan bahwa keharลman itu melekat pada bendanya demi membela fatwa pengikutnya yang mantan arteees.
Well, saya pribadi mengambil pendapat bahwa halฤl-harลm itu melekat pada perbuatan, bukan bendanya. Babi jelas harลm kalau dimakan, namun kalau cuma melihat dari kejauhan ya tidak harลm. Atau harta hasil curian harลm bagi yang mencuri, kalau dikembalikan ke pemilik asli, maka ya gak harลm dong?
Begitu juga dengan alat musik. Saya mengambil pendapat bahwa memainkan musik yang shifatnya melalaikan, menjurus dan mengumbar hawa nafsu, adalah terlarang. Namun untuk mengatakan bahwa alat musik itu harลm bendanya ya jelas saya tidak berani.
Perkara musik ini memang salah satu letak dari berlebih-lebihan (tafrith)nya gerombolan Neo Murji-ah, sebagaimana mereka menganggap bahwa semua Shufi itu pasti penyembah kubur. Gerombolan Neo Murji-ah itu memang kebanyakan minim ‘ilmu, namun keras suara dan nir adab, sehingga selalu terjadi pertengkaran dengan kaum Muslimฤซn.
Lucunya, kekurangajaran itu mereka itu dianggapnya sebagai "da‘wah ilallลh", dan ketika mereka dijauhi bahkan dihajar maka mereka menganggap diri mereka adalah "al-ghuroba’" yang sedang menggenggam bara api.
Heylooo…???
Dijauhi dan dizhลlimi karena Ketauhฤซdan dan da‘wah haq yang dilakukan dengan adab dan kesantunan itu adalah ujian dan akan dibalasi dengan pahala yang besar oleh Allลh ๏ทป apabila disikapi dengan sabar.
Namun hajaran akibat bacotan minim ‘ilmu nir adab maka itu adalah MUSHIBAH bahkan HUKUMAN.
So jangan kebalik-balik ya?
BTW, yang dagelan itu tentunya adalah: "Encus salah bunuh tetap dapat satu pahala karena ijtihฤd" atau "Mannequin challenge sebagai da‘wah" ya kan, Tad? ๐คช
Arsyad Syahrial
6 Agustus 2021 pada 09.42 ·