Oleh: Ust. Dr. Miftah el-Banjary, MA
Nabi Muhammad Saw semasa kecilnya pada sekitar usia 7 tahun memang pernah sakit mata parah (رمد شديد). Tapi itu hal yang manusiawi terjadi pada diri pribadi seorang Nabi, tidak mengurangi nilai kemakshuman seorang nabi.
Justru, hal itu kemudian peristiwa menunjukkan Irhash, peristiwa luar biasa yang terjadi pada diri seorang yang sebelum diangkat menjadi seorang nabi dan rasul.
Manakala kakeknya Abdul Muthalib berusaha mengobatinya dengan mencari seorang tabib/dokter, dalam perjalanan ia berjumpa dengan seorang pendeta.
Pendeta itu mengatakan kepada Abdul Muthalib, "Bukankah cucumu itu seorang calon nabi akhir zaman. Obatnya pastilah ada dalam dirinya sendiri. Sapukan ludahnya pada matanya sendiri!" Saran itu langsung dilakukan oleh kakeknya dan ternyata memang benar sembuh.
Jadi, penyebab sakit mata Nabi Saw pada masa kecilnya itu bukan disebabkan oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang sang kakek pasca Muhammad saw menjadi yatim piatu. Bukan begitu memahami sejarah!
Baca kitab sejarah yang banyak. Semua keterangan dan fakta sejarah tersebut terdapat pada kitab:
Nur al-Abshar fi Manaqib an-Nabi al-Mukhtar karya Imam Mu'min As-Syalanjie, kitab Uyun al-Atsar karya Abi Hafidz Muhammad al-Ya'mary, Al-Manhal al-Adzab al-Maurud Syarh Abi Daud karya Mahmud Muhammad Khitab, As-Sirah Al-Halabiyyah Sirah al-Amin karya Al-Ma'mun dan masih referensi lainnya.
DR-Miftahur Elbanjari MA
4 Desember 2019 (17 jam · )
#DR-Miftahur Elbanjari MA