Imam Abu Hanifah Pernah Dituduh Mubtadi

Imam Abu Hanifah pernah dituduh mubtadi’

Diriwayatkan dalam “Tarikh Baghdad” (13/338) pada biorgrafi Imam Abu Hanifah, bahwa Abdullah bin Mubarak pergi ke Syam untuk bertemu dengan Al-Auzai. Saat ketemu, Al-Auzai bertanya kepada Abdullah bin Mubarak :

“Wahai Khurasani (maksudnya Abdullah bin Mubarak) ! Siapakah mubtadi’ (ahli bid’ah) yang keluar dari Kufah yang berkunyah Abu Hanifah ?”

Mendengar pertanyaan itu, Abdullah bin Mubarak tidak menjawabnya. Beliau pulang ke rumah dan langsung membuka buku-buku karya Abu Hanifah. Beliau mengeluarkan beberapa masalah yang paling baik hasil ijtihad Abu Hanifah dari buku-buku tersebut selama tiga hari. Di hari yang ketiga, beliau mendatangi Al-Auzai – dimana beliau ini seorang muadzin sekaligus imam di masjidnya -sambil membawa kitab yang berisi beberapa ijtihad terbaik Abu Hanifah yang beliau kumpulkan sebelumnya.

“Kitab apa itu ?”, tanya Al-Auzai

Mendengar pertanyaan itu, Abdullah bin Mubarak tidak menjawab, tapi langsung menyerahkan kitab tersebut kepada Al-Auzai. Lalu Al-Auzai memperhatikan satu masalah di dalamnya, yang di awalnya sengaja ditulis oleh Abdullah bin Mubarak dengan kalimat “Nu’man berkata” (Nu’man bin Tsabit adalah nama dari Abu Hanifah). Hal ini sengaja dilakukan oleh Abdullah bin Mubarak, karena Al-Auzai hanya kenal Abu Hanifah, tapi tidak tahu kalau nama beliau Nu’man bin Tsabit, untuk mengetahui bagaimana reaksi dari beliau saat membaca sebagian hasil ijtihad Abu Hanifah.

Setelah adzan, Al-Auzai membaca kitab tersebut sambil berdiri sampai selesai bagian awalnya. Beliau berdecak kagum dengan isi kitab tersebut. Lalu beliau memasukkan kitab tersebut ke kantong bajunya, lalu iqamat dan shalat. Setelah shalat, beliau membawa kitab tersebut lalu bertanya kepada Abdullah bin Mubarak :

“Wahai Abdullah bin Mubarak ! Siapa Nu’man bin Tsabit ini ?”

“Seorang syaikh yang aku temui di Iraq.”, jawab Abdullah bin Mubarak.

Al-Auzai melanjutkan : “Beliau ini seorang syaikh yang sangat cerdas. Pergilah dan ambilah faidah darinya sebanyak-banyaknya !”

Setelah Al-Auzai memuji Nu’man bin Tsabit yang sebenarnya adalah Abu Hanifah itu sendiri, maka Abdullah bin Mubarak berkata :

“Beliau yang telah anda puji ini adalah Abu Hanifah.”

Sontak suasana hening. Al-Auzai pun hanya bisa tertegun. –selesai –

Pelajaran :

Sering kali tuduhan yang dialamatkan kepada seseorang, hanya berlandaskan informasi yang tidak akurat atau sepotong-potong. Setelah tahu secara sempurna, dan paham hakikat dari orang tersebut, maka tuduhan itu baru disadari sebagai suatu kesalahan. Oleh karena itu, mari bersikap lebih hati-hati, penuh pertimbangan, serta jangan sampai tergesa-gesa. Karena ketergesaan itu saudara kembarnya kesalahan. Sifat grusa-grusu (serampangan/ceroboh) hanya akan berakhir dengan rasa malu. Belum lagi pertanggungjawabannya yang amat berat nanti di akhirat.

_@Abdullah Al-Jirani

#saveimammadzhab
#imamabuhanifah
#madzhabyangempat
#madzhabsyafi’i
------
Foto : Perpisahan bersama sebagian ustadz dan DKM masjid Al-Munawwarah, Pamekasan, Madura, kemarin.

Imam Abu Hanifah Pernah Dituduh Mubtadi - Kajian Medina

Abdullah Al Jirani
25 November pukul 07.09 · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.