Laki Tidak Jamaah ke Masjid adalah LGBT?

Laki Tidak Jamaah ke Masjid adalah LGBT? - Kajian Medina
Laki Tidak Jamaah ke Masjid = LGBT?

Salah satu jamaah pengajian saya memposting status yang bikin saya terusik untuk menjelaskan lebih jauh.

Dia tulis gini : Laki-laki yang shalatnya di rumah adalah laki-laki sholehah. Hati-hati dengan LGBT!!!

Wah, mungkin maksudnya baik, ingin menyindir biar pada shalat jamaah di masjid. Cuma narasinya rada bias, sehingga bitih penjelasan lebih lanjut.

Lalu saya bilang, bagusnya postingan seperti ini dihindari. Dalam fiqih syafi'i atau maliki dan hanafi sudah dijelaskan bahwa hukum shalat berjamaah di masjid bagi laki-laki itu hukumnya fadhu kifayah atau sunnah muakkadah dan bukan fardhu 'ain. Yang bilang fadhu 'ain hanya hambali saja.

Namanya saja sunnah, kalau pun tidak dikerjakan tentu tidak berdosa. Lha ini kok malah dihina sebagai perempuan, malah dikatain LGBT segala?

Mungkin maksudnya baik atau lucu-lucuan saja. Namun delivery nya jangan sampai kita membangun logika lewat narasi yang kurang tepat, sehingga mengesankan hukumnya diubah jadi wajib.

Padahal selama 15 abad ini para ulama tidak sepakat atas kewajibannya. Ada yang mewajibkan macam Hambali, tapi jangan lupa banyak juga yang tidak mewajibkan.

Status macam ini mengesankan kalau laki-laki tidak berjamaah ke masjid dianggap seperti perempuan, dan malah dituduh bencong LGBT.

Niat baik berdakwah seringkali perlu juga dibekali pemahaman ilmu syariah yang mumpuni. Biar dakwahnya tidak terkesan tambal sulam seadanya.

Ahmad Sarwat
6 jam ·

Komentar : 

Imra Ilyas : Miris Ustadz ....

Suryandi Temala Sip : Ustadz Ahmad Sarwat, fiqh Syafii hukum shalat fardhu berjemaah itu yg muktamad nya sepembacaan saya adalah fardhu kifayah. 
Fiqh Hambali yg wajib ain, dan dua imam lain nya baru Sunnah Muakkadah. 
Mungkin kita bisa saling cek lagi, siapa tahu saya pun keliru .

Fatih ElMufid : Suryandi Temala Sip
di nihayatuz zein
(صَلَاة الْجَمَاعَة فِي أَدَاء مَكْتُوبَة) غير جُمُعَة (سنة مُؤَكدَة) عِنْد الرَّافِعِيّ وَالْمَاوَرْدِيّ وَالْمُعْتَمد عِنْد النَّوَوِيّ وَغَيره أَنَّهَا فِي غير الْجُمُعَة فرض كِفَايَة لرجال أَحْرَار مقيمين غير عُرَاة فِي أَدَاء مَكْتُوبَة وَالْوَاجِب فعلهَا على وَجه يظْهر بِهِ الشعار فَيَكْفِي فِي الْقرْيَة الصَّغِيرَة إِقَامَتهَا بِمحل وَاحِد يظْهر بِهِ الشعار وَأما الْقرْيَة الْكَبِيرَة والبلد فَلَا بُد فيهمَا من إِقَامَة الْجَمَاعَة بمواضع بِحَيْثُ يظْهر بِهِ الشعار
menurut imam rofii dan mawardi memang sunnah muakkad, mu'tamad 'indan nawawi fardlu kifayah.
di majmu' beliau menyatakannya

Ahmad Sarwat : mau fardhu kifayah atau sunnah muakkadah, bisa dan boleh saja. Tergantung siapa ulama nya. Yang jelas tidak sampai fardhu ain. Yang masyhur memang istilah yang digunakan dalam mazhab Asy-Syafi'i memang fadrhu kifayah. Artinya kalau di masjid sudah ada orang shalat berjamaah, maka yang lain kan tidak wajib ke masjid. 
Itu kan jatuhnya jadi sunnah juga untuk per-orangnya. Cuma sunnah yang lebih dianjurkan, maka sama saja dengan sunnah muakkadah. 
Maka dalam hal ini apa yang ada dalam mazhab Syafi'i dengan dua mazhab lainnya yaitu Hanafi dan Maliki cuma beda redaksi saja.
Ujung-ujungnya tidak wajib. Sehingga kalau pun tidak ke jamah ke masjid, tidak harus dihina-hina seolah dia perempuan, apalagi jadi LGBT. Kok ngebet banget ya mau nyerang orang yang beda mazhab fiqihnya?

Hengki Saputra : Kalo postingan spt ini gimana ustadz?" Wanita yg tdk\blm brjilbab itu ada tiga kmungkinan:
1. Belum baligh
2. Non muslim
3. Org gila "

Ahmad Sarwat 4. Belum belajar agama lebih jauh5. Sudah belajar tapi belum bisa/belum mampu. mengamalkannya
6. Belum siap mental karena pergaulannya membawanya kepada hal sebaliknya
7. dan lain-lain.
Kalau yang tiga hal di atas, narasinya adalah : wanita yang tidak wajib menutup aurat adlah : belum baligh, non muslim, gila.

Muhamad Taufik : Mungkin lebih miris lagi mesjid megah dibangun tp kosong jamaah tadz, makanya sampe ust abdulshomad sndiri bilang "lelaki sholehah" , apa beliau termasuk dai ga pnya ilmu syari mumpuni ttadz?

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.