Kadar Zakat Fitrah Dengan Uang

Kadar Zakat Fitrah Dengan Uang - Kajian Medina
*KADAR ZAKAT FITRAH DENGAN UANG*
Oleh: Nur Hasyim S. Anam*

-- Madzhab Syafii menyatakan tidak sah zakat fitrah menggunakan uang.
-- Madzhab Maliki boleh (tapi makruh) zakat menggunakan uang dan dikurs dengan makanan pokok. Tapi pendistribusian zakat versi Maliki sangat ketat. Dalam madzhab Maliki zakat fitrah hanya boleh ditasharrufkan kepada Fakir Miskin. Lain tidak. Dan dalam madzhab Maliki tidak boleh mengeluarkan zakat di luar daerah tempat dia wajib zakat.
-- Madzhab Hanafi boleh zakat menggunakan uang dikurs dengan 1 sho kurma, atau anggur atau 1/2 sho gandum. Tidak dikurs dengan makanan pokok yang lain. Boleh mengeluarkan zakat menggunakan beras tapi harus seharga 1 sho kurma atau 1/2 sho gandum.

Ukuran sho madzhab Hanafi tidak sama dengan madzhab Syafii. Volume sho Hanafi 2 kali lipat volume sho madzhab Syafii.

Saya sudah membuat dua versi sho meruju kitab Fathul Qadir. Dan berikut hasil penghitungannya.

Data yang dimiliki:
Rithl Syafii = 349.16 gram
Rithl Hanafi = 490.65 gram
Sho Syafii = 5 1/3 rithl
Sho Hanafi = 8 rithl
Sho Syafii = 3144 cm3

1 Sho Syafii = 3144 cm3 = 349.16 gram x 5 1/3 = 1862 gram
-- dalam bentuk kubus 3144 cm3 = 14.65 cm x 14.65 cm x 14.65 cm
Semua data ini terdapat dalam kitab Fathul Qadir.

1 Sho versi Hanafi = 8 rithl = 490.65 x 8 = 3925 gram. (Kesimpulan ini mendekati yang tertulis di Fiqhul Islami Dr. Wahbah. Namun jika kemudian disimpulkan bahwa berat zakat versi hanafi = 3.9 gram, tunggu dulu. Sebab ukuran zakat itu sejatinya menggunakam takaran. Tentu 1 sho kurma dengan 1 sho tepung beda beratnya. Dan ini yang banyak disalah pahami orang yang langsung menyimpulkan bahwa zakat versi hanafi adalah 3.9 kg padahal berat jenis masing2 benda itu beda)

Untuk menakar kadar zakat versi hanafi mari kira konversi ukuran itu menjadi volume.

Jika volume 1862 gram = 3144 cm3 (data ini kita peroleh dari kitab fathul qadir)
Maka volume 3925 gram = 3144 : 1862 x 3925 = 6627 cm3
-- Dalam bentuk kubus 6627 cm3 = 18.8 cm x 18.8 cm x 18.8 cm

Saya sudah membuat 2 buah kubus dengan volume sesuai sho versi Syafii (Maliki + Hambali) dan Hanafi.

Menggunakan 2 versi sho ini saya menakar beras (menggunakan sho Syafii) dan tepung terigu (tepung gandum), gandum dan kurma menggunakan sho versi Hanafi. Diperoleh hasil sbb.:

*Kadar zakat fitrah madzhab Syafii.*
-- Wajib zakat 1 sho berupa makanan pokok
-- 1 sho beras = 2614 gram (2 kilo 6 ons) tidak boleh dibayar pakai uang (diuangkan).

*Kadar Zakat Versi Maliki*
-- Sama dengan Syafii (kadar maupun bentuknya) dan ada pendapat yang membolehkan diuangkan.

*Kadar zakat fitrah versi Hanafi:*
-- Wajib zakat berupa 1 sho kurma atau 1 sho anggur atau 1/2 gandum atau 1/2 sho tepung gandum.
-- 1/2 sho terigu = 2104 gram (2 kilo 1 ons) = jika diuangkan Rp. 21000 dg asumsi harga terigu Rp. 10.000
-- 1/2 sho gandum = 2615 gram = jika diuangkan Rp. 26.150 dengan asumsi harga gandum 10.000/kg. Saya tidak tahu apakah gandum yg sy timbang ini yg dimaksud di kitab...
-- 1 sho kurma = 4788 gram (yang saya takar adalah kurma ajwah yang kadar airnya lebih rendah daripada kurma yang biasa)

Madzhab Hanafi berpendapat bahwa zakat diberikan berupa uang lebih baik sebab lebih bermanfaat. Namun melihat bahwa jika harganya di bawah harga 2.6 kg beras, maka siapapun akan sepakat tentu beras (karena lebih mahal) lebih disukai mustahiq daripada uang. Oleh karena itu saya cenderung zakat pakai uang tp jgn smp di bawah harga 2.6 beras. Ini hanya pendapat pribadi saya.

Sumber ukuran:
1. Fathul Qadir fi Ajaibil Maqadir li Syekh Ma'shum Bin Ali Kwaron
2. As-Sho' Bayna al-Maqayis al-Qadimah wa al-Haditsah li Abdillah bin Manshur al-Ghafily

NB: Saya iseng-iseng menelusuri terkait ketentuan ukuran Madzhab Hanafi dalam kitab Fathul Qadir. Ternyata sedikit yang saya telusuri semua cocok dengan keterangan yang terdapat dalam literatur Hanafi. Maka saya menyimpulkan apa yang tertulis di Fathul Qadir valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Dan saya tidak menelusuri lebih jauh lessoh alias kessel.

Ini hasil penelitian saya. Monggo dikritisi jika ada yang salah. Semoga ada yang berkenan mengkaji ulang tulisan saya ini. Utamanya yang berkaitan dengan kadar zakat versi Hanafi. Dan saya akan mencoba mendalami masalah ini agar penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan.

Bangkalan, 24 Ramadhan 1440/29 Mei 2019
*Mantan aktifis Piss-KTB

ويجوز عند الأحناف إخراج الدقيق، قال السرخسي في المبسوط في الفقه الحنفي: ودقيق الحنطة كالحنطة ودقيق الشعير كعينه عندنا، وعند الشافعي لا يجوز الأداء من الدقيق بناء على أصله أن في الصدقات يعتبر عين المنصوص عليه. انتهى،

قال الإمام النووي رحمه الله في روضة الطالبين: قلت: قد يستشكل ضبط الصاع بالأرطال فإن الصاع المخرج به في زمن رسول الله صلى الله عليه وسلم مكيال معروف ويختلف قدره وزنا باختلاف جنس ما يخرج كالذرة والحمص وغيرهما وفيه كلام طويل فمن أراد تحقيقه راجعه في شرح المهذب ومختصره أن الصواب ما قاله الإمام أبو الفرج الدارمي من أصحابنا أن الاعتماد في ذلك على الكيل دون الوزن وأن الواجب أن يخرج بصاع معاير بالصاع الذي كان يخرج به في عصر رسول الله صلى الله عليه وسلم وذلك الصاع موجود ومن لم يجده وجب عليه إخراج قدر يتيقن أنه لا ينقص عنه وعلى هذا فالتقدير بخمسة أرطال وثلث تقريبا.
وقال جماعة من العلماء الصاع أربع حفنات بكفي رجل معتدل الكفين والله أعلم.

(مسئلة) ان اخرج قيمة الصاع دراهم او ذهبا فانه يجزئ مع الكراهة كما قال الدردير في فصل مصرف الزكاة من اقرب المسالك الا العين عن حرث وماشية بالقيمة فتجزئ بكره وهذا شامل لزكاة الفطر اهـ وفي حاشية الصاوي في فصل زكاة الفطر نقلا عن تقرير الدردير انه ان اخرج قيمة الصاع عينا فالأظهر الإجزاء لأنه يسهل بالعين سد خلته في ذلك اليوم اهـ قرة العين بفتاوي علماء الحرمين (المالكية)/ 76

Nur Hasyim S Anam II memperbarui statusnya.
29 Mei pukul 11.58

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.