Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah

Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah - Kajian Medina
ATSAR IMAM SYAFI’I TENTANG PEMBAGIAN BID’AH

Terdapat sebuah atsar yang diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa beliau mengatakan, “Perkara-perkara baru ada dua macam: Pertama, perkara baru yang bertentangan dengan Kitab (Al Quran), Sunnah, Atsar atau Ijma’, ini adalah bid’ah yang sesat. Kedua, perkara baru yang baik dan tidak bertentangan dengan salah satu dari hal-hal tersebut, ini adalah perkara baru yang tidak tercela.”

Ucapan Imam Syafi’i di atas diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam kitabnya Manaqib Asy Syafi’i dengan sanad sebagai berikut (lihat gambar di bawah):


  1. Muhammad bin Musa bin Al Fadhl alias Abu Sa’id bin Abi Amr alias Ash Shairafi
  2. Abul Abbas Al Ashamm
  3. Ar Rabie’ bin Sulaiman
  4. Imam Syafi’i

Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah - Kajian Medina
Sumber: Manaqib Syafi’i, Al Baihaqi 1/468-469: https://archive.org/stream/waqmnsh/01_mnsh#page/n467/mode/2up

Al Baihaqi dalam kitabnya yang lain berjudul Al Madkhal Ila As Sunan, juga meriwayatkan atsar yang sama dengan menyebut nama “Abu Said bin Abi Amr” (lihat gambar di bawah).


Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah - Kajian Medina
Sumber: Al Madkhal Ila As Sunan, Al Baihaqi, halaman 206: https://archive.org/stream/FP26504/26504#page/n205/mode/2up

Atsar ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dalam kitabnya, Tabyin Kadzibil Muftari, dari Abu Sa’d (yang benar: Sa’id) bin Abi Amr.” (lihat gambar di bawah)

Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah - Kajian Medina
Sumber: Tabyin Kadzibil Muftari, Ibnu Asakir, halaman 97: https://archive.org/stream/Tabyin_Kathib_Almufteri#page/n106/mode/2up

Adz Dzahabi dalam kitabnya, Tarikh Al Islam, juga menukil riwayat tersebut lalu mengatakan, “Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Ash Shadafi (yang benar: Ash Shairafi) darinya (yaitu Al Asham).” (lihat gambar di bawah)

Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah - Kajian Medina
Sumber: Tarikh Al Islam, Adz Dzahabi, 5/170: https://archive.org/stream/FP105731/05_105735#page/n170/mode/2up

Kalau kita perhatikan sanad di atas, maka kita mendapati bahwa seluruh perawinya adalah para imam yang tsiqat (terpercaya) dan sanadnya muttashil (bersambung), sehingga Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawanya menshahihkan atsar tersebut (lihat gambar di bawah).

Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah - Kajian Medina
Sumber: Majmu Fatawa, Ibn Taimiyah 20/163: https://archive.org/stream/mfsiaitmmfsiaitm/mfsiaitm20#page/n162/mode/2up

Namun, Syaikh Salim Al Hilali dalam kitabnya, Al Bid’ah wa Atsaruha, mengaku tidak berhasil menemukan biografi Muhammad bin Musa Al Fadhl (begitu ia menulis, padahal yang lebih tepat adalah Muhammad bin Musa bin Al Fadhl).

Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah - Kajian Medina

Sumber: Al Bid’ah wa Atsaruha, Salim Al Hilali h. 107: http://archive.org/stream/bd3ah#page/n109/mode/2up

Mungkin kesalahan dalam menulis nama itu akhirnya menjadikannya tidak berhasil menemukan biografinya.

Biografi Muhammad bin Musa bin Al Fadhl alias Abu Said bin Abi Amr alias Ash Shairafi bisa kita jumpai dalam kitab Tarikh Al Islam karya Adz Dzahabi (lihat gambar di bawah).
Atsar Imam Syafi'i Tentang Pembagian Bid'ah - Kajian Medina
Sumber: Tarikh Al Islam, Adz Dzahabi, 9/369: https://archive.org/stream/FP105731/09_105739#page/n368/mode/2up

Demikian, semoga catatan kecil ini bermanfaat.

Danang Kuncoro Wicaksono

Sumber : https://danangsyria.wordpress.com/2017/09/09/atsar-imam-syafii-tentang-pembagian-bidah/ (09/09/2017)

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.