Jadi si pembuat poster ini menghukumi setiap orang yang menampakkan ‘amalnya adalah riyรข’, begitu…???
Coba ya, bahkan yang namanya shodaqรดh saja yang hukum asalnya adalah "disembunyikannya", boleh ditampakkan apabila itu untuk memancing orang bershodaqรดh.
๐ Kata Allรดh ๏ทป di dalam firman-Nya:
ุฅِْู ุชُุจْุฏُูุง ุงูุตَّุฏََูุงุชِ َِููุนِู َّุง َِูู َูุฅِْู ุชُุฎَُْูููุง َูุชُุคْุชَُููุง ุงَُْูููุฑَุงุกَ ََُููู ุฎَْูุฑٌ َُููู ْ ََُِّููููุฑُ ุนَُْููู ْ ู ِْู ุณَِّูุฆَุงุชُِูู ْ َูุงَُّููู ุจِู َุง ุชَุนْู ََُููู ุฎَุจِูุฑٌ
(arti) _“Apabila kamu menampakkan shodaqรดh(mu), maka itu adalah baik sekali, sedangkan apabila kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang faqir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allรดh akan menghapuskan dari kamu sebagian dari kesalahan-kesalahanmu, dan Allรดh mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.”_ [QS al-Baqoroh (2) ayat 271].
Contohnya meminta orang ikut untuk saweran membantu korban bencana alam, atau kegiatan Shodaqรดh Jum‘at. Bagaimana caranya meminta orang ikut berpartisipasi shodaqรดh apabila tidak diketahui pengelolanya siapa?
Pun juga menulis tulisan da‘wah, masa iya tidak boleh diketahui siapa penulisnya? Bagaimana cara mempertanggungjawabkan tulisannya itu?
Kok aneh ya prinsip yang dianut pembuat poster itu?
Dari masa ke masa, para ‘ulamรข’ itu telah menulis untuk mengajak manusia kepada Allรดh ๏ทป dan Rosรปlullรดh ๏ทบ. Apakah mereka itu mau dihukumi riyรข’ semua karena diketahui tulisan-tulisannya???
Begitu juga para asatidz yang berda‘wah di social media, baik dengan tulisan ataupun dengan video, masa iya tidak boleh diketahui namanya???
Subhรขnallรดh…
Sungguh poster-poster beginian ini sangat judging sekali, masuk ke ranah isi hati sanubari manusia.
Padahal…
Urusan niyat itu adalah urusannya Allรดh ๏ทป, dan bahkan Baginda Nabรฎ ๏ทบ pun menegaskan tidak mencampuri urusan niyat.
๐ Kata Baginda Nabรฎ ๏ทบ:
ุฅِِّูู َูู ْ ุฃُูู َุฑْ ุฃَْู ุฃَُْููุจَ ُُูููุจَ ุงَّููุงุณِ، َููุงَ ุฃَุดَُّู ุจُุทَُُูููู ْ
(arti) _“Aku tidaklah diperintahkan (oleh Allรดh ๏ทป) untuk memeriksa isi hati sanubari manusia ataupun untuk membelah dada mereka.”_ [HR al-Bukhรดrรฎ no 4351; Muslim no 1064].
Arsyad Syahrial
19 Oktober 2020 pada 19.33 ·