Oleh sebab itulah, Rasūlullāh shallallāhu'alaihi wa sallam berwasiat kepada kita dengan sabdanya:
اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى هَهُنَا. يُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ : بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَعِرْضُهُ وَمَالُهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya, merendahkannya, dan tidak pula meremehkannya. Taqwa adalah di sini. – Beliau menunjuk dadanya sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda lagi:) Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila meremehkan saudaranya sesama muslim. Seorang Muslim terhadap Muslim lain; haram darahnya, kehormatannya dan hartanya." [HR. Muslim]
Jika umat Islam toleran terhadap segala tindakan pemeluk agama lain, tapi justru mencaci maki sesama Muslim, kita patut bertanya apa niat dan motif serta dasar toleransinya itu. (-Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi-)Akibat terlalu fokus sama khawarij, akhirnya secara tak sadar bisa terjatuh pada paham murji'ah bahkan jabariyyah. Oleh sebab itu, pelajaran itu bukan sebatas teori tapi praktik. Teori bisa baku kita dapatkan dari kitab-kitab. Tapi praktik yang membuktikan! kepada-Nya lah kita memohon keselamatan.
Robi Maulana Saifullah
#Robi Maulana Saifullah