Isbal dan Syuhrah

Isbal dan Syuhrah - Kajian Medina
Isbal & syuhrah

Imam Ayyub As-Siktiyani -rahimahullah- berkata :

أخبرنا عبد الرزاق عن معمر عن أيوب قال : 《 كانت الشهرة فيما مضى في تذييلها ، و الشهرة اليوم في تقصيرها》(جامع معمر بن راشد : ١١/٨٤)

"Dulu, syuhrah (pakaian ketenaran) itu pada menjulurkan pakaian. Adapun hari ini, syuhrah itu pada mengurangi (mengangkat) pakaian." [Jami' Ma'mar bin Rasyid : 11/84].

Menjulurkan ataupun mengangkat pakaian itu ada batasannya juga dari sisi 'urf (adat setempat) di mana kita tinggal. Jangan sampai maksud kita baik, tapi berlebihan sehingga kita terjatuh pada pakaian syuhrah (pakaian ketenaran/tampil beda) dari masyarakat yang kita tinggal di dalamnya. Dimana hal ini dilarang oleh nabi kita -shallallahu 'alaihi wa sallam-.

Sampai di sini pahamkan ?

[abdullah al-jirani]
-----
Penjelasan tambahan bagi yang masih kurang paham :

Maksud ucapan imam Ayyub Asikhtiyani di atas : Bahwa syariat memerintahkan wanita utk menutupi kakinya dgn menjulurkan kainnya. Tapi, dlm menjulurkan kain di sini ada batasan urf (adat) kepantasan yg perlu diperhatikan. Misal seorang wanita menjulurkannya terlalu panjang, setengah atau satu meter, mk ini bisa masuk pakaian syuhrah. Menutup kaki bg wanita itu wajib, tp tdk harus smp berlebihan yg akhirnya msk pakaian syuhrah.

Mengangkat kain di atas mata kaki bagi laki-laki diperintahkan oleh syariat, tapi jika kita mengangkatnya terlalu tinggi, misal setengah betis atau lebih, bisa masuk pakaian syuhrah. Oleh karena itu, kenapa para ulama saudi -sebatas yg saya ketahui- tidak mengangkat sampai setengah betis atau lebih tinggi dari itu. Krn di sana hal ini termasuk aib ( tdk patut) dan menyelisihi adat setempat.

Jadi, masalah menurunkan kain atau menaikan kain, selain dengan batasan syariat, juga perlu memperhatikan kepatutan adat setempat kita tinggal.

Demikian penjelasan tambahan dari ucapan imam Ayyub as-sikhtiyani.

Jadi, jangan dikatakan syubhat lagi ya ucapan beliau. Jika belum paham, baiknya bertanya. Barakallahu fiikum.

Abdullah Al Jirani
18 September pukul 15.59 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.