Akidah Utsman bin Sa'id ad-Darimi

Akidah Utsman bin Sa'id ad-Darimi - Kajian Medina
Akidah Utsman bin Sa'id ad-Darimi (w. 280 H.) [Bukan pengarang kitab Sunan ad-Darimi] adalah salah satu diantara yang paling direkomendasikan untuk diikuti oleh Ibn Taimiyah dan Ibn Qayyim al-Jauziyah. Sementara dalam pandangan Ad-Dzahabi ad-Darimi dianggap sangat berlebihan dalam berakidah (keluar dari barisan jumhur ulama Ahlussunnah). Selain dia kerap membawakan hadits-hadits sangat lemah dalam kitab akidahnya, dia juga ghuluw dalam sifat; menetapkan sifat yang tidak ditetapkan Allah.

Berikut ini adalah hasil bacaan Syaikh Dr. Shuhaib Syaqqar dalam kitabnya, at-Tajsim fil Fikr al-Islami terhadap dua kitab akidah karangan ad-Darimi:

1. Arsy mengeluarkan bunyi suara karena beban beratnya Allah yang berada di atasnya.
2. Allah setiap malam turun ke surga 'adn dan itulah tempat Dia bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada'.
3. Allah turun dari arsy-nya ke kursi dan kemudian naik lagi dari kursi ke arsy-Nya.
4. Menetapkan sifat harakat (bergerak-gerak) bagi Allah. Karena menurutnya, yang hidup pasti bergerak dan Allah adalah dzat yang hidup.
5. Menetapkan had (batas ujung/sisi) bagi Allah. Jadi Allah memiliki sisi dari bawah atau samping.
6. Allah menyentuh Adam dengan tangan-Nya.
7. Allah duduk di atas arsy dan yang tersisa dari luas arsy tinggal 4 jari.
8. Allah mampu bersemayam (istiqrar) di atas nyamuk.
9. Jika Allah sedang murka, maka malaikat pembawa arsy merasa berat (menanggung beban).
10. Yang berada di puncak menara lebih dekat kepada Allah secara fisik (hissi) daripada yang berada dibawah (lihat screenshot).

Ikutilah akidah ulama-ulama Islam mayoritas yang tidak mengundang kontroversi dan perdebatan!!!

Akidah Utsman bin Sa'id ad-Darimi - Kajian Medina

Hidayat Nur
9 jam ·

Komentar :

Akhlish A-Dilfan : Apakah ini menjadi bukti shorih kalau Ibnu Taimiyah dn Ibnu Qayyim adalah pendukung akidah mujassimah,,njeeh...Kyai???
🙂

Hidayat Nur : Akhlish A-Dilfan Agak membingungkan, Gus. Ibn Taimiyah dalam banyak hal cenderung tasybih, tapi disisi lain juga menyatakan tanzih.

Akhlish A-Dilfan : Hidayat Nur njeeh...banyak ambiguitas dalam teks-teks Ibnu Taimiyah....
Tetapi kalau melihat buku-bukunya Ibnul Qayyim bagaimana,kyai....
Apakah Ibnul Qayyim buku-bukunya banyak yg shorih mengatakan tajsim-kah....?

Hidayat Nur : Akhlish A-Dilfan Ada, tapi tidak sejauh Ibn Taimiyah. Ibn Qayyim sendiri kata ulama foto copy Ibn Taimiyah.

Akhlish A-Dilfan : Hidayat Nur betul....apakah bisa diambil kesimpulan,,,jika memang Ibnu Taymiyah benar-benar sudah mencabut qoul-qoul syadz nya terutama dalam hal akidah,,, pasti Ibnu Qayyim tidak akan mentaqrier qoul-qoul tersebut dalam buku-buku nya...Tetapi kenyataannya Ibnu Qayyim msih saja mentaqrier qoul-qoul syadz Guru nya tersebut....
Berati Ibnu Taymiyah tdk pernah benar-benar mencabut qoul-qoul syadz nya dong....😁

Hidayat Nur : Akhlish A-Dilfan Iya, Ibn Taimiyah tidak benar2 mencabut pendapat syadz-nya. Ibn Qayyim berguru kepada Ibn Taimiyah khan setelah Ibn Taimiyah dinyatakan taubat ke Asy'ariyah. Padahal buktinya akidahnya tetap sama.

Ashfi Bagindo Pakiah : Yg ditanzih oleh Ibnu Taimiyyah itu adalah tasybihnya itu sendiri, Yai. Jadi, tasybih itu dipatenkan dulu, baru ditanzihkan dari segala gugatan. 🤭

Abi Azka Ar Rifa'i : Harus dipertegas kyai bahwa Ad Darimi disini bukanlah pengarang Sunan Ad Darimi ( Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi). Sebab banyak netizen salah sangka terhadap Imam kita ini....

Hidayat Nur : Abi Azka Ar Rifa'i Inggih

Zaref Shah Al HaQQy : Wahhabi sangat mengutamakan uthman darimi ini,..boleh dikata aQidah kaum wahhabi 90% aqidah darimi,...

Hidayat Nur : Dari dulu saya tidak pernah menghukumi ulama' sebagai mujassim, termasuk kepada Syaikh Ibn Taimiyah dan ad-Darimi. Silahkan cari semua tulisan saya di FB. Saya juga tidak merendahkan ulama (termasuk dalam status saya) atau memberikan nisbat-nisbat buruk lain, kecuali mungkin bagi yang tidak setuju sehingga tulisan saya dianggap merendahkan. Mungkin itu yang terjadi.
Ketika saya mengatakan ad-Darimi keluar dari barisan JUMHUR Ahlussunnah saat menjelaskan ucapan adz-Dzahabi, maknanya adalah beliau berlebihan dalam itsbat sehingga keluar dari akidah mayoritas. Jika tidak keluar, maka tidak perlu ada penilaian berlebihan dari adz-Dzahabi. Apakah keluar berarti seorang mujassim? Saya tidak menyimpulkan begitu dan tidak berkata begitu. Tapi satu yang pasti, ucapan ad-Darimi melazimkan tajsim (lazimul madzhab laisa bi madzhab)
Memuji bukan berarti tidak boleh mengkritik. Sama seperti Ibnul Jauzi yang memuji al-Ghazali tapi juga mengkritiknya. Dan itu juga berlaku dalam hal yang sedang dibahas. Wajar dan biasa saja.
Tulisan panjang diatas hanya mempermasalahkan satu diksi saya, tapi sama sekali tidak menjawab hal penting dan subtansi dari status saya. Tapi tidak apa-apa. Siapapun berhak melakukan apa yang dia suka dan saya akan berusaha memaklumi.
Demikian jawaban saya.

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.