KAMI TAK MAU JADI SETAN BISU
Ada yang hari ini beranalogi dengan Hajaj bin Yusuf untuk membungkam setiap upaya Amar ma'ruf nahi Munkar melawan kedzaliman tirani.
Mereka menjadikan riwayat sebagian salaf seperti Anas bin Malik dan Hasan al Bishri yang melarang mencaci maki si durjana sebagai legitimasi larangan menyuarakan kebenaran kepada pemegang kekuasaan.
Menasehati penguasa itu menurut mereka mutlak hanya boleh empat mata, jika dilakukan di tempat terbuka, akan divonis : Bukan cara salaf, itu Khawarij !
Cara beristimbath mereka memang dikenal sering tidak lengkap, membawa sebagian dalil dan riwayat, lalu mengklaim itulah kebenaran dan sikap para salaf.
Umat ini memang harus dibentengi dari paham takfiri, kelompok yang mudah memberontak dan menghalalkan darah.
Tapi bukan berarti boleh digiring ke kandang kaum Murji'ah, yang bungkam kepada kedzaliman dengan dalih kewajiban patuh kepada pemerintah.
Menyamakan antara menyuarakan kebenaran dengan mencaci maki, apalagi memberontak kepada ulil amri, adalah sikap picik pandangan yang lahir dari jiwa yang kerdil dan hati yang berpenyakit.
Ahlusunnah wal Jama'ah bukanlah khawarij, namun juga bukan murji'ah. Ahlussunnah akan bersuara lantang menyampaikan kebenaran kepada siapapun, meskipun di hadapannya ada penjara !
#tetap_waras
Ahmad Syahrin Thoriq
20 Desember 2020 pada 21.29 ·