Benarkah Ulama Syafi'iyyah Kurang Memperhatikan Masalah Aqidah?

Benarkah Ulama Syafi'iyyah Kurang Memperhatikan Masalah Aqidah?
BENARKAH ULAMA’ SYAFI’IYYAH KURANG MEMPERHATIKAN MASALAH AQIDAH ?

Oleh : Abdullah Al Jirani

Harus diakui, bahwa madzhab Syafi’iyyah dan orang-orang yang menisbatkan diri kepadanya, di sisi sebagian orang “dipersepsikan” sebagai suatu madzhab yang kurang perhatian kepada masalah aqidah. Bahkan – katanya – cenderung dekat kepada berbagai hal yang berbau kesyirikan. Sampai muncul istilah-istilah yang sering dikaitkan dengan mereka , seperti : tasawuf, tarekat, ngalap berkah, dan yang lainnya. Karena menurut “mereka”, istilah-istilah itu memiliki makna syirik di dalamnya, atau minimal dekat dengan kesyirikan.

Anggapan ini sudah lama muncul di negeri kita ini, bahkan terus berkelanjutan sampai sekarang. Oleh karena itu, madzhab Syafi’iyyah “agak terpinggirkan” di hati sebagian (kecil) orang di negeri ini, walaupun tidak untuk sebagian (besar) yang lain.

Menurut hemat kami, anggapan seperti ini tidaklah benar. Faktanya, dalam kitab-kitab ulama’ Syafi’iyyah, sering kali kita dapatkan pembahasan yang menyangkut pemurnian aqidah. Walaupun terkadang hal itu disebutkan tidak secara khsusus dalam kitab aqidah, akan tetapi disisipkan dalam pembahasan kitab-kitab fiqh. Jikalau ada kasus pelanggaran dari sisi aqidah, maka sangat mungkin itu hanya kasus personal, bukan representasi dari orang-orang yang menisbatkan diri kepada madzhab Syafi’iyyah secara umum.

Sebagai contoh, simaklah pernyataan Imam An-Nawawi –rahimahullah- ketika menukil ucapan Imam Ar-Rafi’I Asy-Syafi’I –rahimahullah- dalam masalah hukum menyembelih untuk selain Allah. Beliau berkata :

المجموع شرح المهذب (8/ 409)
قَالَ الرَّافِعِيُّ وَاعْلَمْ أَنَّ الذَّبْحَ لِلْمَعْبُودِ وَبِاسْمِهِ نَازِلٌ مَنْزِلَةَ السُّجُودِ وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِنْ أَنْوَاعِ التَّعْظِيمِ وَالْعِبَادَةِ الْمَخْصُوصَةِ بِاَللَّهِ تَعَالَى الَّذِي هُوَ الْمُسْتَحِقُّ لِلْعِبَادَةِ فَمَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِهِ مِنْ حَيَوَانٍ أَوْ جَمَادٍ كَالصَّنَمِ عَلَى وَجْهِ التَّعْظِيمِ وَالْعِبَادَةِ لَمْ تَحِلَّ ذَبِيحَتُهُ وَكَانَ فِعْلُهُ كُفْرًا كَمَنْ يَسْجُدُ لِغَيْرِ اللَّهِ تَعَالَى سَجْدَةَ عِبَادَةٍ

“Imam Ar-Rafi’I berkata : Ketahuilah ! sesungguhnya menyembelih untuk sesembahan (selain Allah) dengan menyebut namanya, kedudukannya sebagaimana kedudukan sujud (kepadanya). Setiap salah satu dari keduanya termasuk dari jenis pengagungan dan ibadah yang khusus bagi Allah Ta’ala, yang Dialah dzat yang berhak untuk diibadahi. Maka barang siapa yang menyembelih untuk selain-Nya, berupa hewan, atau benda mati, seperti berhala, di atas bentuk pengagungan dan ibadah, maka sembelihannya tidak halal. Dan perbuatannya merupakan bentuk kekufuran sebagaimana seorang yang sujud kepada selain Allah Ta’ala dengan bentuk sujud ibadah.” [Majmu’ Syarhul Muhadzdzab : 8/409].

“Al-Majmu”, merupakan salah satu kitab fiqh madzhab Syafi’iyyah. Akan tetapi di dalamnya juga terdapat pelajaran ilmu aqidah. Penggalan kalimat di atas, disebutkan oleh imam An-Nawawi –rahimahullah- dalam pembahasan berkurban. Padahal dalam kitab-kitab fiqh Syafi’iyyah, terdapat bab khusus yang menyinggung masalah ini, yaitu “Bab Riddah” (Bab tentang hukum murtad) yang menyebutkan beberapa perkara yang menyebabkan seorang muslim keluar dari agamanya. Tentu pembahasannya lebih spesifik lagi.

Ini baru secuil contoh perhatihan ulama’ Syafi’iyyah dalam hal aqidah. Jika penggalan-penggalan kalimat seperti ini dikumpulkan dari berbagai literatur madzhab, tentu akan sangat banyak. Bahkan bisa menjadi sebuah buku yang cukup tebal khusus menjelaskan masail aqidah. Dan sangat mungkin, para ulama’ setelahnya yang mengarang buku-buku khusus masalah aqidah, mengambil faidah dari para pendahalunya seperti para ulama’ Syafi’iyyah.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa merahmati para ulama’ kita yang telah wafat dan menjaga dari mereka yang masih hidup. Amin ya Rabbal ‘alamin.*

>>>
*Faidah sederhana ‘sekedar lewat’ ketika sedang membahas “masail berkurban”

Abdullah Al Jirani

Sumber : https://www.facebook.com/abdullah.aljirani.37/posts/309491833155456?__tn__=K-R

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.