Ternyata ‘aqīdah Neo Murji-ah telah ada sejak 500 tahun lalu…
Al-Imām Yūsuf ibn Hasan ibn ‘Abdil-Hādiy al-Maqdisiy ad-Dimasyqi al-Hanbaliy رحمه الله تعالى, masyhur dengan sebutan Ibnul-Mibrod, wafat 909 H, mengomentari setelah beliau menukil hadīts-hadīts tentang keta'atan terhadap penguasa:
العجب من بعض المُتفقِّهة الفجَرة ! يذكرون هذه الأحاديث لكثيرٍ من الظلَمة ، ممن انغمس في الظلم ، وعامَ فيه وسبَح ، وأخذ أموال الناس من غير حِلِّها ، وقتل النفسَ الحرامَ أكثر من ألفِ مرة بغير حقّ ، واستحلَّ أموال الناس ، ودماءَهم وأعراضهم ، ويُزيِّن له أنه عادل ، ولولا أنت ولولا أنت ! ليتوجَّه بذلك عنده ، ويُنفق سوقَه ، فلا كثَّر الله في المسلمين مِن أمثالهم
(arti) _“Ada yang mengherankan dari sebagian orang fajir (yang bejat moralnya -pent) yang dianggap sebagai ahli fiqih! Mereka itu menukil hadīts-hadīts tersebut (tentang keta'atan kepada penguasa -pent) saat terjadi banyak kezhōliman oleh penguasa yang menceburkan diri dalam kezhōliman, bahkan mengapung dan berenang di dalamnya (kezhōliman). Penguasa tersebut merampas harta masyarakat tanpa dasar ataupun alasan yang benar, menghabisi nyawa orang yang harōm ditumpahkan darahnya, bahkan hingga ribuan kali tanpa alasan yang dapat dibenarkan. Juga menghalālkan harta orang-orang, darah, serta kehormatan mereka. Ahli fiqih yang fajir justru mencitrakannya sebagai penguasa yang ‘adil. Seandainya bukan disebabkan oleh kamu, jika bukan karena sikapmu (yang menjilat -pent), maka kezhōliman penguasa tersebut akan mengarah kepadanya. Semoga Allōh tidak memperbanyak orang-orang yang seperti mereka (orang bejat yang dianggap ahli fiqih -pent)!”_
Arsyad Syahrial
22 Desember 2020·