Ibnul Qayyim, Tha’un dan Hadis Tsurayya

Ibnul Qayyim, Tha’un dan Hadis Tsurayya - Kajian Medina
Ibnul Qayyim, Tha'un dan "hadis Tsurayya"

Ibnul Qayyim dalam kitab beliau "Zâdul Ma'âd" atau "Thibbun Nabawi" pada sebuah pasal yang menjelaskan tentang petunjuk Nabi ﷺ dalam masalah tha'un, penyembuhannya, dan kewaspadaan darinya, beliau menukil riwayat:
وقد روي في الحديث: إذا طلع النجم إرتفعت العاهة عن كل بلد
Sungguh telah diriwayatkan dalam suatu hadis:
Tatkala telah nampak bintang itu, akan diangkatlah penyakit dari seluruh negeri.

(Bintang dalam hadis ini) ditafsirkan dengan Tsurayya, dan ditafsirkan dengan munculnya tanam-tanaman di saat musim semi. Diantaranya:
والنجم والشجر يسجدان
Bintang dan pepohonan tunduk (kepada-Nya)
(QS. Al-Rahman: 6)
Karena baik dan sempurna munculnya itu ketika musim semi, yaitu di musim itu terangkat âfât (hama).

Adapun Tsurayya: penyakit bertambah di saat terbitnya bersamaan dengan waktu fajar dan terbenamnya.

Al-Tamimi (Muhammad bin Ahmad bin Sa'id, seorang pakar tanaman dan dokter herbal, w. 390 H) dalam kitab mâdatil baqâ': Waktu setahun yang paling dahsyat kerusakan dan besar bala'nya terhadap jasad, itu ada dua:
(1) Waktu tenggelamnya Tsurayya di saat terbit fajar.
(2) Waktu terbit Tsurayya dari timur sebelum terbitnya mentari, pada salah satu posisi rembulan, yaitu menjelang dan pasca musim semi.
Tetapi, kerusakan di waktu terbitnya itu lebih ringan daripada kerusakan di waktu terbenamnya.

Abu Muhammad bin Qutaibah (w. 276 H) berkata: kabarnya: tidaklah terbit Tsurayya maupun na-at kecuali (bersamaan) dengan penyakit yang menimpa manusia dan unta, sementara itu saat tenggelamnya Tsurayya itu lebih dahsyat daripada terbitnya.

Dan dalam hadis tersebut terdapat pendapat ketiga - Barangkali pendapat ini yang paling tepat - : yang dimaksud bintang adalah Tsurayya, yang dimaksud âhât adalah hama yang menimpa tanaman dan buah-buahan di musim dingin, dan pada pertengahan musim semi, sehingga tanaman/buah-buahan itu aman ketika terbitnya Tsurayya di waktu tersebut. Karena itulah, Rasulullah ﷺ melarang jual-beli buah-buahan sebelum nampak baik.

Wallâhu a'lam

Nur Hasim
17 April 2020 (1 jam ·)

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.