Mendoakan ampunan bagi non muslim yang meninggal dunia atau menyalatkannya, hukumnya haram walaupun karib kerabat sendiri. Hal ini berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan Ijma (konsensus ulama) sebagaimana dinyatakan oleh Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i (w.676 H) dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab (5/144) :
(وَأَمَّا) الصَّلَاةُ عَلَى الْكَافِرِ وَالدُّعَاءُ لَهُ بِالْمَغْفِرَةِ فَحَرَامٌ بِنَصِّ الْقُرْآنِ وَالْإِجْمَاعِ
“Adapun menyalatkan orang kafir dan mendoakan ampunan baginya, maka hukumnya haram dengan dalil dari Al-Qur’an dan ijma’.”
Allah Ta’ala berfirman :
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَن يَسْتَغْفِرُواْ لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُواْ أُوْلِي قُرْبَى مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” [QS. At-Taubah : 113].
Imam Al-Qurthubi menyatakan :
هَذِهِ الْآيَةُ تَضَمَّنَتْ قَطْعَ مُوَالَاةِ الْكُفَّارِ حَيِّهِمْ وَمَيِّتِهِمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَجْعَلْ لِلْمُؤْمِنِينَ أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ فَطَلَبُ الْغُفْرَانِ لِلْمُشْرِكِ مِمَّا لَا يَجُوزُ
“Ayat ini menunjukkan untuk memutus loyalitas kepada orang-orang kafir baik yang hidup ataupun yang mati dari mereka. Maka sesungguhnya Allah tidak menjadikan bagi orang-orang yang beriman untuk memintakan ampun kepada orang-orang musyrik. Maka meminta ampunan bagi orang musyrik termasuk perkara yang tidak diperbolehkan.” [Tafsir Al-Qurthubi : 8/273].
Bagaimana dengan mendoakan ampunan bagi mereka saat masih hidup ? Asy-Syaikh Ash-Shawi dalam “Hasyiyah” beliau terhadap tafsir Jalalain memerinci jadi dua keadaan : Jika yang dimaksud istighfar di sini hidayah kepada Islam, maka boleh. Jika yang dimaksud ampunan dari dosa-dosanya bersamaan dia masih di atas kekafirannya, maka tidak boleh. [Hasyiyah Ash-Shawi ‘ala tafsir Al-Jalalain : 1/770].
Kalau sekedar memandikan, mengkafani, dan menguburkannya, maka dibolehkan. Demikian dinyatakan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ (5/258). Wallahu a’alam bish shawab. Semoga bermanfaat bagi kita sekalian.
_@Abdullah Al-Jirani
***
Abdullah Al Jirani
10 April pukul 14.53 ·
#Abdullah Al Jirani