Min Qadarillah ila Qadarillah

Min Qadarillah ila Qadarillah - Kajian Medina
Min Qadarillah ila Qadarillah

Lafadz ini keluar dari lisan Khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahuanhu tatkala memutuskan untuk balik kanan grak tidak jadi meneruskan langkah menuju Damaskus. Beliau putuskan pulang lagi ke Madinah.

Ternyata saat itu sedang berkecamuk wabah thaun penyakit yang mematikan, hingga merenggut nyawa ribuan penduduknya, termasuk Abu Ubaidah Ibnul Jarrah sebagai gubernurnya.

Umar bukan takut dengan kematian, namun beliau hanya pindah dari satu taqdir kepada taqdir Allah yang lain.

Ini yang namanya usaha, orang tua kita bilang ikhtiar. Jangan menyerah kepada taqdir.

Bagaimana dengan hadits yang mengatakan bahwa tidak ada penyakit yang menular?

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ النَّبيُّ : لاَ عَدْوَى, وَلاَ طِيَرَةَ , وَأُحِبُّ الْفَأْلَ الصَّالِحَ
(HR muslim no 2223)

Kalau itu sih sering baca, tapi kok bisa dipahami kesimpulannya bahwa tidak ada penyakit yang menular? Itu gimana terjemahannya? Dan bagaimana memahaminya?

Dan bagaimana juga dengan hadits berikut ini?

فر من المجذوم فرارك من الأسد

Menjauhlah dari dari kusta, sebagaimana menjauhnya kamu dari singa. (HR. Bukhari)

Ketika Nabi SAW menyebut 'La Adwa' yang disalah-pahami sebagai 'tidak ada penyakit yang menular', maka selanjutnya Nabi SAW juga meneruskan lafadz haditsnya : Wa la Haamah wa la Shofar.

Hamah itu burung hantu dan shofar itu bulan kedua setelah Muharram. Apa mau diterjemahkan secara keliru juga? Burung hantu itu tidak ada. Bulan shafar itu tidak ada?

La disitu maknanya bukan la nafiyah yang meniadakan. La disitu harus dimaknai : 'jangan dikalahkan' atau jangan terbawa kepercayaan yang keliru dan tidak beralasan yang logis.

Ahmad Sarwat
6 Februari 2020 (23 jam ·)

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.