Kisah dari para ulama-ulama salaf terkadang membuat merasa gak pantas menisbatkan diri ke mereka, gimana mau pantas dari segi akhlak jauh, dari segi ilmu jauh, dari segi menjaga dari berharap ke orang lain pun jauh, dari segi semangat pun jauh, terus dari segi apa kita mau menyamakan dengan mereka?
Kisah yang telah ma'ruf dikalangan kita bahwa imam Abu Hanifah adalah seorang pengusaha besar, tetapi semua itu gak membuat beliau lalai dari belajar dan mengajar, bahkan gak lalai dalam memperhatikan murid2 beliau, dari segi ilmunya siapa2 yang telah berhak menjadi qodhi, siapa2 yang telah berhak menjadi wakil para qodhi tadi beliau sebutkan demikian...
Bukan hanya urusan ilmu saja, tapi juga urusan nafkah imam Abu Hanifah gak tinggal diam kalo ada yang membutuhkan...
Dikisahkan bahwa murid Abu Hanifah yang bernama Abu Yusuf adalah orang yang sangat2 faqir, sehingga oleh imam Abu Hanifah di berikan 100 dirham untuk nafkah keluarganya(disebutkan setiap bulan- kisah yang lain disebutkan setiap ada kesempatan) selama 10tahun biar fokus Belajar sehingga jadi imam besar di masanya
Kelebihan memiliki penghasilan dari jalur usaha lainnya itu gitu, gak diatur2 sama jamaahnya, bebas mengatakan apa yang ia inginkan, gak terikat sama yang ngasi nafkah...
Gak usah jauh2 ke masa itu, kita Liat Syeikh Yasin
musnid dunia dari negeri kita yang berasal dari Padang.... Beliau gak mau hanya duduk2 saja, pagi kerja jadi tukang pikul barang dipasar, kisah yang lain disebutkan barang dagangannya dipikul sendiri buat dijual dipasar, kita?
Sebagian dari Kita sekarang kalo menjumpai ada orang lulusan sekolah agama gak ngajar disekolah tapi berdagang langsung pikirannya gak cinta agama, lebih milih dunia, bakhil sama ilmunya, dst
Anda perlu tahu bahwa ulama jaman salaf itu rata2 pedagang, tukang gembok, tukang kain, tukang jual minyak, tukang ini dan itu, tapi waktu dan ilmunya benar2 berkah
Kita sekarang lihat, kitab2 udah siap tinggal dihafal, gaji udah ada dari yang menggaji, kerja udah enak, laptop udah siap, internet udah lancar, (istri pun mungkin udah ada🤣😂)
Tapi nyatanya?
Kita hanya berharap jadinya saja, gak mau merintis usaha, kerja makin malas, ngafalin juga malas, hasil karya tulis pun gak memuaskan, waktu kurang berkah, ilmu tak kian bertambah
Terus apakah layak kita menyandarkan diri kita ke manusia dari zaman terbaik tersebut?
Gak ubahnya kita menyandarkan diri yang telah mati (diri kita) dengan jiwa yang selalu hidup (para ulama salaf) *minjem kata2 Syeikh Sa'id Kamaly
Menjadi pengikut salaf ini bukan hanya pengakuan saja, tapi butuh realita yang benar-benar nyata, kalo gak bisa jangan anda nodai kemuliaan mereka dengan kehinaan perbuatan anda
و في انفسكم افلا تبصرون.........
*Tulisan ini ana tulis, Karena begitu banyak orang2 yang mengaku ngikutin ulama salaf justru malah menodai kehormatan manhaj salaf dengan sikapnya akhirnya dakwah dijauhi
Aboud Basyarahil
26 Desember 2018
#Aboud Basyarahil