KH Hasyim Asyari Rohimahullah Dalam Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah Menjelaskan

KH Hasyim Asyari Rohimahullah Dalam Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah Menjelaskan - Kajian Medina
KH Hasyim Asyari rohimahullah dalam risalah ahlussunnah wal jamaah menjelaskan

Bahwa yang selamat adalah ahlussunnah wal jamaah

Dan perpecahan umat menjadi 73 golongan maknanya adalah dalam permasalah inti aqidah bukan perpecahan dalam bab cabang agama semisal berbeda dalam menentukan halal haram.

Dan makna dari tercela adalah yang menyelisihi ushul tauhid, permaslahan taqdir, masalah kebenaran nabi muhammad, dan permasalahan sahabat2 nabi, karena yang berbeda dalam bab ini bisa saling mengkafirkan

Adapun dalam bab cabang agama fiiqh misalnya maka gak boleh saling tuduh sesat dan saling mencela

Kemudian KH Hasyim Asyari memaparkan kelompok2 sesat
Rofidhoh, khowarij, Qodariyah, ,Murjiah, Jahmiah, Karomiyah, dll

Disini beliau tidak menuduh kaum salafy sebagai kaum yang sesat dan membahayakan padahal tentu pemahaman ini sudah beliau ketahui di zaman beliau dan beliau pun berkeyakinan dengan pemahaman Asya'iroh tapi kenapa gak dituduh sesat?

Yang ana pahami bisa jadi beliau berkeyakinan bahwa salafy masih dalam lingkup ahlussunnah dan cabang aqidah yang berselisih antara atsari (salafy) dan asyairoh tidak menjadikannya keluar dari ahlussunnah secara mutlaq. (Ini dalam pandangan kaum asyairoh, dan tentunya salafy pun gak menganggap asyairoh keluar dari ahlussunnah secara mutlaq)

Sebagaimana disebutkan dalam kitab tabshirol qoni'

اهل السنة و الجماعة ثلاث فرق الاثرية امامهم الامام احمد بن حنبل، و الاشاعرة امامهم ابو الحسن الاشعري، و الماتريدية امامهم ابو المنصور الماتريدي

Ahlussunnah wal jamaah ada 3 kelompok, atsari imamnya adalah imam Ahmad, Asyairoh imamnya adalah abul hasan al-asyari, dan maturidiyah imamnya adalah abul manshur al-maturidi

Permasalahan ini bisa sama2 dimaklumi, bahwa dalam bab aqidah ketika kita berpendapat A maka yang menyelisihinya maka boleh dianggap sebagai kebathilan karena dalam bab ushul aqidah ada benar salah, sebagaimana penjelasan syeikhul islam zakaria al-anshori dalan kitab beliau lubbul ushul dan yang benar hanya satu yang lain bathil, tapi tentunya bukan untuk digosok terus sampe terjadi keributan di masyarakat.

Adapun dalam bab furu' fiqh mungkin lebih lentur dan gak bisa sampe saling menyesatkan dan nuduh bathil dan semisalnya

Ketika hal ini dijaga sama masyarakat kita terlebih para dainya insyaallah gak akan kita lihat perpecahan yang seperti saat ini di tubuh kaum muslimin

Cuma terkadang karena ego akhirnya kita yang merusak apa yang seharusnya kita perbaiki

Maka gak selayaknya kita ngaku ikut ulama dalam beragama, tapi giliran bersikap lupa bagaimana ulama bersikap dalam berbeda pendapat.

Contohlah syeikhul islam ibn taimiyah dengan Syeikhul islam as-subki yang sering debat panjang dalam perbedaan pendapat diantara keduanya.

Tapi keduanya saling menjuluki lawan debatnya dengan sebutan syeikhul islam

Beda dengan kita sekarang yang bahkan dalam masalah furu saja sudah saling menjatuhkan, lalu bagaimana akan terbangun persatuan kaum muslimin kalo sikap lapang dada itu gak dimunculkan di masyarakat?

Ingat musuh2 islam ini sudah semakin bertebaran di negeri kita, fokuskan untuk menjaga pemahaman2 liberal dan kaum misionaris dikalangan kaum muslimin, adapun perbedaan didalam tubuh kaum muslimin duduk bareng dan diskusikan saja.

Semoga Allah memudahkan kita untuk memperbaiki keadaan kaum muslimin di negeri kita, aamien

KH Hasyim Asyari Rohimahullah Dalam Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah Menjelaskan - Kajian Medina

KH Hasyim Asyari Rohimahullah Dalam Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah Menjelaskan - Kajian Medina

Aboud Basyarahil
25 Desember 2019 pukul 10.33 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.