Menghukumi sesuatu yang khusus dari kebiasaan atau keadaan yang umum itu tanda kebodohan berfikir.
Kalau anda pernah mengalami atau melihat ada cucu yang tidak terurus dengan baik ketika bersama kakek neneknya, kesimpulan yang sangat dungu jika anda mengatakan Nabi ﷺ masa kecilnya juga begitu.
Kalau anda masa kecilnya begitu, ya anda sajalah, nggak usah bawa-bawa pengalaman pribadi untuk menghukumi masa kecil sang Nabi.
Rasulullah ﷺ lahir dalam keadaan yatim tentu bukan tanpa maksud alias sesuatu yang hanya kebetulan belaka.
Karena diantara hikmahnya, Allah berkehendak mendidik Nabinya dengan cara yang khusus, dimana diantaranya Muhamad kecil tumbuh mandiri karena tidak hidup oleh bayang-bayang orang tuanya.
Terkhusus bersama sang kakek, beliau belajar ilmu kepemimpinan, retorika bahkan politik. Karena diusia tersebut, beliau biasa mengikuti kakeknya dalam rapat-rapat penting tokoh Makkah.
Padahal dulu hingga hari ini pertemuan penting tidak boleh dihadiri anak-anak. Namun setiap kali Muhammad kecil akan dikeluarkan dari ruangan, Abdul Muthalib mengatakan : "Biarkan saja dia, karena dia kelak akan menjadi pemimpin besar." Karenanya biarkan dia terbiasa mendengar hal-hal besar.
Begitulah sang Nabi ﷺ saat bersama kakeknya. Belajar ilmu besar yang hari ini sebagian kita mungkin baru mengenyamnya setelah duduk di bangku kuliah. Adapun yang kurang pendidikan, rembes dan nggak ke-urus, itu mungkin sampeyan saja, bukan Nabi kami ﷺ.
Ahmad Syahrin Thoriq
20 jam ·
#Ahmad Syahrin Thoriq