Syubhat, Menakutkan Sekali?

Syubhat, Menakutkan Sekali? - Kajian Medina
Syubhat, menakutkan sekali?

Bodoh dipelihara, ndak cukup sekedar memeiharanya, orang lain dipaksa mengikuti kebodohannya, kalau ada yang terbukti lebih berilmu, maka harus diberangus.

Syubhat banyak biangnya, diantara biang munculnya syubhat yang paling utama ialah karena keterbatasan ilmu alias adanya kebodohan. Andai anda menguasai ilmunya, niscaya tidak ada syubhat, karena fungsi Al Qur'an adalah sebagai pembeda antara kebenaran dari kebatilan.

Dengan demikian, bila anda tidak mampu atau minimal kurang mampu membedakan antara yang benar dari yang salah, maka itu adalah bukti nyata anda masih terbelunggu oleh kebodohan anda.

Bila demikian adanya, maka sangat aneh bila anda merasa dibayang-bayangi oleh syubhat, atau menyadari kebodohan masih menyelimuti diri anda, akan tetapi anda menuduh, menyalahkan, dan mengajak orang untuk memiliki penilaian yang sama.

Sikap ini sama saja mengajak orang lain untuk bersikap bodoh seperti anda, dan bahkan anda seakan ingin mengabadikan kebodohan agar tidak punah atau berkurang.

Kalau anda menilai ada suatu masalah yang samar, alias syubhat, seharusnya anda segera angkat bendera putih, alias menyerah, kemudian bertanya kepada ulama', bukan malah menyalahkan, menghujat, mendebat menebar pringatan syubhat, syubhat, dan syubhat kepada orang lain yang bisa jadi lebih pandai dibanding anda.

Lalu bagaimana dengan perkataan sebagian ulama yang memperingatkan kita agar waspada dari syubhat, karena syubhat itu menyambar-nyambar.

Betul, tidak ada yang salah, ucapan itu sejatinya adalah peringatan kepada anda agar lebih waspada, lebih gigih menuntut ilmu dan tidak sok Jago seakan telah menguasai semua ilmu, sehingga ceroboh petentang Petenteng, bantah sana bantah sini, debat sana debat sini, seakan anda telah menguasai semua ilmu atau bahkan Anda adalah orang yang paling berilmu.

Ucapan itu adalah ajakan untuk mawas diri dan sikap waspada.

Naksud Ucapan itu lebih kepada peringatan atau ajakan untuk lebih sering bercermin, mawas diri , sehingga anda termotivasi untuk meningkatkan kapasitas keupmuan, dan lebih gigih membekali diri dengan ilmu serta menyadari tentang keterbatasan diri sendiri.

Jadi ucapan itu bukan dalil tak terbantahkan yang bisa anda gynakan mematahkan argumen semua kawan, tapi ucapan itu adalah pengakuan akan keterbatasan diri anda.

Jadi syubhat itu memang menakutkan karena kebodohan kita, namun kalau kita memiliki ilmu yang cukup bahkan luas, maka syubhat itu sesuatu yang paling mudah untuk dipatahkan, sehingga tidak lagi menakutkan.

Semoga mencerahkan.

Dr Muhammad Arifin Badri
19 Oktober pukul 08.13 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.