Beragama Malah Untuk Memperturutkan Hawa Nafsu

Beragama Malah Untuk Memperturutkan Hawa Nafsu - Kajian Medina
*“Beragama Malah Untuk Memperturutkan Hawa Nafsu”*

Salah satu fenomena yang kita lihat dari kaum Neo Murji-ah Pendaku Salafiy adalah mereka begitu intensnya menyerang kaum Muslimîn lain yang mereka anggap menyimpang dari keyakinan mereka.

❓ Apa sebenarnya yang terjadi, bukankah salah satu tujuan beragama itu adalah mengendalikan hawa nafsu?

Memang salah satu tujuan utama dari beragama itu adalah mengendalikan hawa nafsu, tunduk kepada ketentuan syari‘at yang diturunkan oleh Allôh ﷻ. Namun ada sebagian orang yang ketika ia belajar agama, ia meninggalkan perbuatan syirik dan dosa kemaksiyatan yang jelas (khomr, zinah, judi), namun ternyata malah terjerumus kepada menyalurkan hawa nafsunya kepada dosa yang lain…

Sepertinya, mungkin ini adalah termasuk apa yang diberitakan oleh Allôh ﷻ di dalam firman-Nya pada kisah tentang Bal‘am ibn Baurô’.

📌 Kata Allôh ﷻ:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ ۝ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

(arti) _“Dan bacakanlah kepada mereka kisah tentang orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al-Kitâb), kemudian ia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu ia diikuti oleh Syaithôn (hingga ia tergoda), maka jadilah ia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sungguh-sungguh Kami akan tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, akan tetapi ia cenderung kepada duniawi dan memperturutkan hawa nafsu rendahannya, maka perumpamaannya adalah seperti anjing yang jikalau kamu menghalaunya maka dijulurkannya lidahnya, dan jikalau kamu membiarkannya, ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.”_ [QS al-A‘rôf (7) ayat 175-176].

🔥 Kaum Neo Murji-ah Pendaku Salafiy itu memang tidak sampai mendustakan ayat-ayat Allôh ﷻ, namun mereka memakai agama untuk menyalurkan hawa nafsu "berperang" dengan sesama muslim yang mereka anggap menyelisihi mereka dalam beragama.

☠ Lihatlah ketika mereka menyerang kaum Muslimîn dalam hal perkara-perkara furu’ dan khilafiyah, lalu melabelinya kelakuannya itu adalah amar ma‘rûf nahyi munkar di atas Manhaj Salaf, sehingga siapa saja yang tidak bersesuaian dengan mereka akan langsung dicap sebagai Ahlul-Bid‘ah…!

Padahal, Manhaj Salaf mana yang mengajarkan hal yang demikian…???

Manhaj Salaf itu mengajarkan kita untuk mengajak orang kepada Islâm dengan akhlâqul-karimah dan ‘ilmu.
Manhaj Salaf itu mengajarkan kita untuk mendahulukan hal-hal yang wajib, ‘amalan identitas keislâman (sholat, zakât, shoum) dan meninggalkan kesyirikan dan dosa-dosa besar.
Manhaj Salaf itu mengajarkan kita untuk berkasih-sayang dengan sesama muslim.
Manhaj Salaf itu mengajarkan kita untuk menegakkan amar ma‘rûf nahyi munkar sekalipun itu pahit.

Itulah Manhaj Salaf.

Adapun perkara-perkara yang shifatnya sunnah, maka itu datang belakangan setelah perkara yang wajib dihadirkan. Maka tentunya perkara khilafiyah adalah lebih belakangan lagi.

Sementara, lihatlah bagaimana kaum Neo Murji-ah Pendaku Salafiy itu…

Mereka ribut karena perkara Qunût Shubuh menurut mereka bid‘ah…
Mereka berdebat karena perkara Yasinan tiap malam Jum‘at menurut mereka adalah bid‘ah…
Mereka berantem karena perkara do'a buka puasa menurut mereka adalah dzahabazh-zhomma…
Mereka bermusuhan karena perkara turun rukû‘ adalah tangan dulu menurut mereka…
Mereka diam-diaman karena perkara baca bismillâh dalam sholat harus sirr…

Padahal jelas tidak ada contohnya dari Salafush-Shôlih berbuat keributan atas perkara yang demikian…

Malahan…

📌 Kata Baginda Nabî ﷺ:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

(arti) _“Sungguh agama ini mudah, dan siapa saja yang berkeras-keras dalam agamanya, ia akan terkalahkan (takkan bisa beragama dengan baik). Hendaknya kalian tidak berlaku ekstrim, akan tetapi dekatilah kebenaran, dan terimalah kabar gembira bahwa kalian akan diganjar (dengan kebaikan), dan carilah kekuatan (dengan ber‘ibâdah) di pagi hari, di siang hari, dan di akhir malam.”_ [HR al-Bukhôrî no 39]

Di dalam riwayat Imâm an-Nasâ-î:

إِنَّ هَذَا الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا ، وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَيَسِّرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدَّلْجَةِ

(arti) _“Sungguh agama ini mudah, dan siapa saja yang berkeras-keras dalam agamanya, ia akan terkalahkan (takkan bisa beragama dengan baik). Hendaknya kalian cari yang tepat, lalu dekatilah ia, dan terimalah kabar gembira bahwa kalian akan diganjar (dengan kebaikan), dan berlakulah toleran. Carilah kekuatan (dengan ber‘ibâdah) di pagi hari, di siang hari, dan di akhir malam.”_ [HR an-Nasâ-î no 5034].

⚠ Kunci dalam beragama itu adalah:
✓ Tidak berkeras-keras dan ekstrim di dalam beragama.
✓ Cari dan dekati kebenaran.
✓ Berlaku toleran.

❓ Lalu kenapa kaum Neo Murji-ah Pendaku Salafiy itu berlaku seperti itu?

Jawabannya sederhana, karena pada dasarnya manusia itu punya shifat agresif, yang mana harus dikendalikan. Sedangkan pengendaliannya adalah dengan Syari‘at, di mana Syari‘at menuntun dan mengendalikan agresifitas itu dengan aturan yang ketat dalam bentuk jihâd fî sabilillâh untuk menegakkan amar ma‘rûf nahyi munkar.

☠ Sementara kaum Neo Murji-ah Pendaku Salafiy itu meniadakan jihâd, akhirnya meledaklah shifat agresifitas itu dalam bentuk yang kita lihat sekarang ini, menyerang sesama muslim akan hal furu’ bahkan khilafiyah karena menganggap kelompok merekalah pemegang kebenaran…

Bahkan kita saksikan pula bahwa mereka pun menyerang sesama gerombolannya yang dianggap menyimpang dari pakem – persis sebagaimana kata pepatah: "api akan membakar dirinya sendiri jika tiada lagi yang akan dibakarnya"…

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Arsyad Syahrial
22 Oktober pukul 09.47 · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.