Potret Kita

Potret Kita - Kajian Medina
Potret kita

Terkadang, kita mengambil pendapat Ibnu Taimiyyah yang ‘sesuai’ dengan keinginan/pendapat kita, membelanya mati-matian, lalu memaksa orang lain untuk mengikutinya. Jika tidak mau, maka orang itu buru-buru kita stempel sebagai “pengekor hawa nafsu”. Seolah-olah pendapat beliau adalah ‘wahyu’ yang memiliki kebenaran mutlak, tidak mungkin salah.

Di sisi lain, saat pendapat beliau berbeda dengan keinginan/pendapat kita, maka langsung kita buang pendapat tersebut, atau “kura-kura dalam perahu” (pura-pura tidak tahu). Ketika orang lain membawakan pendapat itu kepada kita sebagai argument, maka kita akan menolak dengan mengatakan : “Ibnu Taimiyyah itu juga manusia biasa, yang bisa salah dan bisa benar. Setiap orang bisa diambil dan dibuang pendapatnya kecuali Rasulullah”, atau mengatakan : “Ibnu Taimiyyah bukan dalil”, atau mengatakan : “Dalil itu Al-Qur’and an Sunnah, bukan Ibnu Taimiyyah”, atau yang semisalnya.

Itulah potret kita di sisi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Ternyata,kita belum mampu untuk menjadi seorang muslim yang “munshif” (adil dalam bersikap). Kita tahu dan kita juga sepakat, bahwa Syaikhul Islam sebagaimana para ulama yang lain. Terkadang benar dan terkadang juga keliru, terkadang diambil pendapatnya dan terkadang ditolak. Karena kebenaran mutlak hanyalah milik Allah dan Rasul-Nya ﷺ .

Semoga Allah senantiasa merahmati syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan meninggikan derajatnya di Surga-Nya. Amin...(nasihat untuk diri sendiri).

_@Abdullah Al-Jirani

****

Abdullah Al Jirani
9 Oktober pukul 14.51 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.