Kenapa Santri Yang Mengaku Syafi'iyah Jarang Merujuk Kitabnya Imam Syafi'i?

Kenapa Santri Yang Mengaku Syafi'iyah Jarang Merujuk Kitabnya Imam Syafi'i? - Kajian Medina
Kenapa Santri Yang Mengaku Syafi'iyah Jarang Merujuk Kitabnya Imam Syafi'i? Ini pertanyaan khas orang yang tak pernah nyantri.

Ada juga yang bertanya kenapa ada standar bahwa pendapat terkuat adalah pendapat yang disepakati Imam Nawawi dan Imam Ramli, tapi kok malah jarang menjawab pertanyaan dengan karya kedua Imam tersebut? Ini pertanyaan orang yang kenal strata fatwa dalam mazhab Syafi'i tapi pikirannya terlalu melangit.

Jawaban kedua pertanyaan itu sederhana saja: kalau jawaban yang dicari ada di kitab kecil kenapa mau cari di kitab besar? Hehe... Ya, sesimpel itu.

Ustadz bahkan kyaipun kalau ditanya suatu masalah yang ada jawabannya di kitab kecil, pasti merujuknya hanya di kitab kecil. Misalnya bilang kalau jawaban itu ada di taqrib, Fathul qarib, kifayatul akhyar, Fathul Wahhab dan sekelas itu. Kalau tak ada di sana, maka biasanya ke I'anatut thalibin, Baijuri, Bujairami, Qalyubi dan sekelas itu. Semuanya kitab standar madrasah pesantren.

Kalau tak ada di situ, barulah ke kelasnya kitab tebal-tebal yang kebanyakan santri tak mampu mengoleksinya karena mahal atau gak punya perpus pribadi untuk menyimpannya. Tapi bagaimana pun, nyaris tak ada yang nyuruh baca Nihayatul Mathlab atau al-Umm. Kenapa? Untuk apa juga merujuk kitab kelas berat kalau pertanyaannya tidak kelas berat?

Inilah yang lumrahnya terjadi. Kalau anda lihat di media sosial ada santri-santri yang membahas masalah kelas berat dengan referensi kelas berat, maka anggap itu cara mereka berolahraga sendirian. Kesehariannya, mereka lebih banyak ditanya soal bab bersesuci, shalat, puasa dan zakat, paling banter bab nikah atau kasus mu'amalah yang sederhana. Ini semua tak perlu kitab babon.

Hal yang sama persis terjadi di Bahtsul Masa'il. Jarang sekali ada pertanyaan yang perlu jawaban dari kitab babon, apalagi pertanyaan yang memerlukan bermazhab secara manhaji dengan kaidah ushul para imam. Lumrahnya hal-hal sederhana saja sebab mayoritas masyarakat kita beragama dengan cara yang sederhana.

Abdul Wahab Ahmad
27 Oktober pukul 12.15 ·

komentar dan jawaban terkait Abdul Wahab Ahmad :

Eko Purnomo : kadang-kadang kesederhanaan itu adalah hal yang mewah bagi orang yang sukanya mbulet, Gus...

Abdul Wahab Ahmad : Eko Purnomo hehee.. Betul

Mahfuzh Makki Albukhory : Sudah beberapa kawan FB yang membahas soal ini , tulisan ini logika nya paling tepat sasaran ... 😁.
Kalau pertanyaan nya hanya soal rukun whudu ngapain susah payah ngeluarin duit banyak beli kitab Majmu kalau jawaban nya ada di kitab safinah 😅 ... di pikir pikir ..🤔🤔 iya juga sih
Vangkeeeeeee 🤣

Abdul Wahab Ahmad : Mahfuzh Makki Albukhory belum tahu mereka... 😁

Yoppy Ilham : Ada juga pertanyaan seperti ini Kyai Abdul Wahab Ahmad "Kenapa orang bermadzhab Syafii tidak mengambil pendapat dari Imam Syafi'i tapi malah dari ulama Syafi'iyah yang menyelisih pendapatnya Imam Syafi'i ??"

Abdul Wahab Ahmad : Yoppy Ilham karena Imam Syafi'i bukan Nabi2

Chep Mujiburrahman : Abdul Wahab Ahmad ada yg lebih extrem kiai. Aimmah madzahibul 'arbaah itu biangnya "perpecahan" umat Islam. Umat Islam jadi terkotak2 dll. Kl yg ini gmn jawabanya kiai?

Yoppy Ilham : Abdul Wahab Ahmad Ada yang ingin saya tanyakan Kyai, bermadzhab Syafi'i itu mengikuti pendapat dari Imam Syafi'i ataukah mengikuti pendapat yang berdasarkan konsep ilmu buatan Imam Syafi'i ??

Abdul Wahab Ahmad : Chep Mujiburrahman justru para imam itulah pemersatu umat sebab aneka pendapat yang berbeda bisa sama dihargai sebab jasa ijtihad mereka. Yang pemecah belah adalah orang yang menyesatkan para imam itu sebab beda dengan dirinya sendiri.

Abdul Wahab Ahmad : Yoppy Ilham mengikuti pokok kaidah Imam Syafi'i dalam memahami Al-Qur’an dan hadis. Kebanyakan hasilnya sama, tapi bisa saja berbeda dengan Imam Syafi'i sendiri

Muhammad Faishal : Abdul Wahab Ahmad... pak yai, klo ditanya, anda ikut iman Syafi'i ato syafiiyah..? Jawabnya gimana? Jazakallah..

Abdul Wahab Ahmad : Muhammad Faishal Ikut Rasulullah sesuai pemahaman mazhab Syafi'iyah

عبد الله الفكرى : Kyai Abdul Wahab Ahmad apakah ulama2 penerus para imam 4 madzhab dlm berijtihad juga membandingkan pendapat 4 madzhab? Atau misalnya jika ia syafiiyah ia hanya mengambil pendapat ulama2 syafii tdk mengambil pendapat madzhab lain? Jazaakallaah

Abdul Wahab Ahmad :
عبد الله الفكرى
Ulama mujtahid mazhab pasti membandikan pendapat semua ulama dengan dalil-dalilnya. Ini disebut di kitab-kitab babon.
Kalau yang tingkat muqallid biasanya hanya menyinggung inti perbedaannya, tanpa analisis dalil.
Adapun kitab ringkasan, biasanya hanya memuat pendapat internal mazhab

عبد الله الفكرى : Jazaakallah kyai

عبد الله الفكرى : Lalu hukumnya org2 awam yg tdk bermadzhab tp taqlidnya ke ulama tarjih bgmn njih?

Abdul Wahab Ahmad :
عبد الله الفكرى
Gak apa-apa, hanya saja dia lebih memilih ulama tarjih daripada para imam mazhab. Secara objektif bukan hal yang setara untuk dibandingkan

Ardha Topan : Kitab akidah yang dikarang langsung imam syafii yang ada pernyataan tegas nya langsung berbunyi "sesungguhnya mazhab ku dalam akidah adalah itsbat/tafwidh/takwil" apakah ada yai? Yang bukan hasil tafsiran orang setelahnya pada pernyataan beliau

Abdul Wahab Ahmad : Ardha Topan gak ada begituan.

Ardha Topan : Abdul Wahab Ahmad
Oowh..
Jadi klaim atsari beliau bermazhab itsbat
Dan klaim asyari beliau tafwidh ya pak..
Ya karena memang tidak ada pernyataan tegas nya dr beliau yg bs dibuktikan dengan kajian sanad dan manuskrip

Abdul Wahab Ahmad : Ardha Topan anggap saja begitu. Cuma arah tafwidh jauh lebih jelas.

Ahmad Misbakhul Ula : dalam urutan buku muktamad syafiiyah. yang muktamad untuk fatwa sebenarnya dimulai dari karya-Karya imam nawawi, baru imam romli, lalu zakariya al-anshori, Qolyubi, dll. sebenarnya kitab yang diajarkan di pondok kita secara aturan madhzab tidak muktamad dijadikan rujukan hukum. aslinya begitu ustadz. .bisa dibaca kitab kitab madkhol madzhab syafii..

Abdul Wahab Ahmad : Ahmad Misbakhul Ula yang pertama adalah yang disepakati Imam Nawawi dan ar-Ramli, baru Nawawi saja dan seterusnya seperti yang jenengan sebut. Itu benar sekali, standarnya memang begitu. Bukan cuma madkhal yang menjelaskan itu.Tapi itu berlaku untuk kasus kelas berat sehingga butuh fatwa dari kitab kelas berat pula, sedangkan pertanyaan masyarakat hanya tema remeh yang ada di kitab mukhtashar. Yang beginian tak perlu membuat fatwa, cukup menukil ibarah saja. Dan isinya juga sama dengan kitab standar fatwa di urutan itu.

Ahmad Misbakhul Ula : saya Di atas menyebutkan kitab ustadz, bukan qoul. kalau qoul memang yang nomor satu adalah yang disepakati imam Nawawi Dan dan imam rofii, waAllahu a'lam

Ahmad Misbakhul Ula :
بارك الله فيكم أستاذي، أستفيد منكم كثيرا..

Abdul Wahab Ahmad : Kalau kitab, maka kitab kedua Imam itu harus dibaca bersama supaya tahu sepakat tidaknya.

Abdul Wahab Ahmad :
وفيكم بارك الله

Ahmad Misbakhul Ula : sementara mengenai pertanyaan, mengapa gak merujuk ke Al -Um, dijawab syaikh kami di Sudan, Sayyid ar-Ruqoimy al-Makky. karena kitab al-Um ini masih membutuhkan tahqiq. karena, banyak pendapat imam sendiri yg kontradiktif. sehingga membutuhkan tarjih dan kajian mendalam. sepeninggal imam syafii, pendapat beliau pun dikaji oleh murid muridnya, dari imam muzani, robi'almurodi, lalu imam haromain, imam ghozali dan akhirnya matang di tangan imam nawawi setelah dikaji 500 tahun lebih oleh aimah kibaaar. . jadi itulah alasan kenapa kitab imam Nawawi dijadikan rujukan fatwa, karena sudah melalui pengkajian mendalam bertahun-tahun bahkan abad. penisbatan madzhab ke imam syafii, karena yang dikaji adalah qoul imam dan dengan kaidah ushul imam. begitu ringkasnya. . waAllahu alam

Abdul Wahab Ahmad : Ahmad Misbakhul Ula ya, Imam Nawawi adalah muharrir mazhab hingga ada sebagian ulama yang melarang menukil qaul Imam Syafi'i yang tak ditahrir An-Nawawi. Ini jawaban versi serius untuk para peneliti.Kalau jawaban versi santai yang pas untuk orang awam yang nanya soal thaharah, shalat, dll yang sederhana, maka cukup seperti status saya. Mereka tak paham beginian.

Ahmad Misbakhul Ula :
بارك الله فيكم أستاذي، أستفيد منكم كثيرا..

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.