Pagi tadi selesai berziarah kubur ke makam kakek, nenek, uwa, dan lainnya, saya bertemu dengan penjaga dan tukang bersih-bersih makam. Beliau sudah amat berumur dan bahkan pendengarannya sudah kurang berfungsi baik. Tapi beliau masih mengingat silsilah keluarga saya dari ibu. Bahkan masih ingat dengan kehidupan kakek saya dulu yang sudah wafat ketika saya masih kecil.
Orang seperti beliau yang tak boleh luput dari perhatian kita juga. Sisihkan sebagian rezeki kita untuk orang seperti beliau. Meski ala kadarnya in syā Allāh akan membuat hatinya senang. Karena jasanya pun banyak. Mengurus dan membersihkan area pemakaman yang cukup luas.
Oya, di antara keuntungan berziarah jauh dari hari Ied pertama, ziarahnya lebih meresap ke hati, lebih sunyi, dan lebih mengingatkan kita dengan akhirat. Lebih khusyuk pula ketika kita mengirimkan pahala bacaan Al-Qur'an dan doa untuk mayit.
قال النووي في الأذكار أجمع العلماء على أن الدعاء للأموات ينفعهم ويصلهم ثوابه اه. روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث بفتح الواو المشددة أي الطالب لأن يغاث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها.
“Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, ‘Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka, diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ bahwa sesungguhnya beliau bersabda, ‘Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya atapun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya” (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, hal. 282)
Semoga Allāh mengampuni dosa-dosa keluarga kita yang telah wafat dan umumnya seluruh kaum muslimin yang telah wafat. Aamiin...
Ket Foto: di Pemakaman Umum di Kaum - Cileungsi.
Robi Maulana Saifullah
10 Juni pukul 08.27 ·
#Robi Maulana Saifullah