Salah satu jenis penelitian S2 atau S3 adalah tahqiq atas suatu naskah kuno para ulama. Penelitian seperti ini alhamdulillah sekarang sudah banyak dilakukan. Malah hampir semua kitab klasik yang sampai di tangan kita hari ini adalah hasil produk penelitian dalam bentuk tahqiq.
Saya tidak bisa membayangkan kita baca kitab para ulama terdahulu yang masih dalam bentuk tulisan asli tangan mereka. Tidak ada titik koma, tidak ada pembagian paragraf yang bantu tata letak, tidak ada footnote, tidak ada takhrij hadits, tidak ada daftar isi, tidak ada penjelasan apa pun.
Belum lagi mungkin ada halaman yang tercecer, dengan penampilan kertas yang sudah bulukan, mungkin bolong disana-sini. Dan yang pasti, formatnya cuma dalam bentuk microfilm di sebuah moseum atau maktabah dengan akses yang amat terbatas.
Sebab yang kita baca itu naskah kuno, yang amat rapuh kalau sampai kena oksigen. Alih-alih membolak balik kertasnya, yang terjadi malah kita menghancurkannya menjadi serpihan sampah.
Maka kerja para sarjana muslim dalam melakukan tahqiq atas suatu naskah kuno para ulama klasik patut diberikan apresiasi. Mereka pun berhak menggondol gelar doktor dalam tahqiq.
Yang kemudian dijual sebagai kitab di tokok kitab tidak lain adalah hasil-hasil tahqiq ini juga. Cetakannya bagus, daftar isinya lengkap, lay-out dan desainnya juga menarik. Sampul dan jilidan covernya juga hardcover dengan ilustrasi khat yang indah.
Kalau dijejerkan di lemari buku di ruang tamu, pastinya akan memperindah desain interior. Rumahnya ustadz gitu loh, hiasan dindingnya pastilah kitab berjilid-jilid. Photo ilustrasi ini dijepret di Rumah Fiqih Indonesia.
Ahmad Sarwat, Lc.,MA
Ahmad Sarwat
20 Mei ·
#Ahmad Sarwat