Kekuatan Harakah

Kekuatan Harakah - Kajian Medina
KEKUATAN HARAKAH

Anda boleh mengaku di atas manhaj salaf. Namun jika setiap saat Anda terseok memburu imam karena masbuk, manhaj Anda tinggal cerita.

Anda boleh merasa lebih mengikuti sunnah. Namun jika setiap kerja bakti warga Anda absen, klaim sunnah Anda hanya jadi cibiran.

Kalau sekedar menjadi muazin saja tidak bisa, jangan coba membid'ahkan orang lain di lingkungan Anda. Kalau Anda masih menolak jika disuruh menjadi imam, jangan berpikir orang lain percaya lebih jauh.

Begitulah, karena umat ini butuh keterlibatan nyata. Umat butuh pembuktian dari sekedar klaim.

Adalah Dr. Jamal Madhi, seorang aktivis dakwah Mesir yang gelisah memikirkan fenomena penuntut ilmu. Ditulisnya buku di tahun 2006 berjudul "Fiqhul Harakah fil Mujtama'" (Fikih Pergerakan di Masyarakat).

Meski judulnya "seram", jangan berharap menemukan teknik berdemonstrasi, kaderisasi, atau penggalangan massa. Buku itu, yang menjadi buku favorit di festival buku Mesir tahun itu, malah bercerita kewajiban silaturahmi kepada orang tua, saudara, sepupu, tetangga, bahkan terhadap rekan sekantor. Begitu pula tentang pentingnya terlibat dalam aktivitas warga di lingkungan kita. Rupanya kewajiban-kewajiban itulah yg disebut "harakah", menurut Jamal Madhi. Teori harakah bukan sesuatu yang mengawang-awang dan rumit.

Dr. Jamal bekerja menyuarakan "teori harakah silaturahim" tadi. Pemuda-pemuda Ikhwan menyambutnya. Mereka seolah tersadar, wajah mereka kebanyakan mendongak ke atas, lupa dengan sekeliling.

Tahun-tahun berikutnya terjadi perubahan dalam hubungan sosial di masyarakat. Efek positifnya, pengaruh Ikhwan makin kuat. Silaturahim dan kerja nyata di masyarakat adalah KEKUATAN yang memusingkan kelompok-kelompok Islamophobia sekuler libelaris.

Puncak kerja "haraki" Dr. Jamal adalah terpilihnya Muhammad Mursi di bulan Juni 2012 (walau bertahan hanya setahun lebih karena tangan besi antek musuh Islam). Namun Dr. Jamal tidak lama menikmatinya. Setahun setelahnya, tepat di tanggal 2 Oktober 2013, Dr. Jamal Madhi wafat di usia 57 tahun. Beliau wafat setelah bertahun-tahun menderita penyakit kanker. Beliau meninggalkan banyak karya yang semuanya berkisar peningkatan hubungan dengan orang yang ada di sekeliling.

Wajah "harakah" menjadi "ramah" ditangan Dr. Jamal rahimahullah.

Satria Hadi Lubis
17 Juni pukul 08.32 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.