Membaca quote di bawah ini saya jadi kepengen minum bandrek. Udah lama ngga minum. Dulu suka lewat dekat rumah. Sekarang entah ke mana rimbanya itu tukang bandrek... 😁
Kawan, penafsiran agama dalam tubuh umat Islam memiliki perbedaan seperti antara tekstual dan kontekstual. Adanya keragaman tafsiran teks atau keragaman pendapat tidak hanya ditemukan dalam Islam, namun juga dalam agama-agama lain. Upaya mendiskusikan perbedaan-perbedaan bukan dalam rangka mengaburkan esensi dari pendapat-pendapat yang berseberangan, namun upaya untuk mencari titik temu (kalimah sawā). Dalam surah Ali 'Imrān ayat 64 ada seruan mencari titik temu antara Islam dengan ahlul kitab (Yahudi dan Nashrani). Seruan ini seyogyanya dijadikan pijakan awal dalam dialog sesama umat Islam. Kajian kritis terhadap sebuah pendapat haruslah didasari niat mencari kebenaran dan objektivitas, bukan prasangka semata dan sinisme.
Jadi kawan, mendiskusikan mazhab dalam Islam, baik dalam masalah akidah maupun fiqh, kita seperti menonton film lama yang telah ditayangkan berulang kali. Masing-masing mazhab memiliki argumentasinya sendiri dengan disertai keyakinan atau kebenaran pendapatnya. Upaya mendialogkan keberagaman pendapat diharapkan bisa menguak kebenaran dan hidayah dengan cara yang damai, bukan kerancuan doktrinisasi agama atau pertikaian yang sampai menumpahkan darah dan merusak kehormatan sesama umat yang menghadap kiblat yang sama dalam shalatnya.
Allāhu Ta'ālā A'lam wa Huwa al-Hādī wa al-Musta'ān.
Nb: Walau bagaimanapun saya tetap menyayangkan kericuhan yang telah terjadi. Semoga ke depan semua pihak bisa saling mengerti dan introspeksi. Upayakan jalan dialog yang damai dan objektif. Semoga.
Robi Maulana Saifullah
15 Juni pukul 09.04 ·
#Robi Maulana Saifullah