Tadarus Al-Qur’an

Tadarus Al-Qur’an - Kajian Medina
Tadarus Al-Qur’an

Biasanya, saat masuk bulan Ramadan, ada sedikit suasana yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Terutama malam hari setelah salat Tarawih. Para jama’ah (putra dan putri) berkumpul dengan posisi duduk melingkar atau berhadapan sambil membaca Al-Qur’an. Orang pertama mulai membaca beberapa ayat, lalu setelah itu dilanjutkan oleh orang kedua, dan seterusnya sampai habis. Setelah habis, dimulai lagi dari orang pertama. Jumlah ayat yang dibaca biasanya hasil kesepakatan jama’ah. Itulah gambaran kegiatan “tadarus Al-Qur’an” di masyarakat kita. Kalau orang jawa timuran biasa mengistilahkan dengan “deresan”.

Apakah kegiatan di atas ada dalilnya ? Tentu. Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas –radhiallahu ‘anhu- beliau bersabda :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ

“Adalah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- manusia yang paling murah hati. Beliau seorang yang sangat pemurah di bulan Ramadan saat Malaikat Jibril menjumpainya. Dia (Jibril) menjumpainya di setiap malam dari bulan Ramadan, lalu dia (Jibril) mentadaruskan (membacakan) Al-Qur’an kepadanya (Nabi secara bergantian).” [HR. Al-Bukhari : 6 dan Muslim : 2308].

Kata mudarasah/tadarus asalnya bermakna “saling” atau “bergantian”. Artinya : seorang membacakan beberapa ayat Al-Qur’an kepada orang lain, lalu orang lain membacakan kembali beberapa ayat tersebut kepadanya, atau orang lain membaca ayat lanjutannya sesuai jumlah ayat yang dibaca sebelumnya. Hal ini dijelaskan dalam kitab “Syarah Al-Yaqut An-Nafis” hlm. (304) dan “Mar’atul Mafatih” (7/147).

Imam An-Nawawi –rahimahullah- (wafat : 676 H) berkata :

وَمِنْهَا استحباب مدارسة القرآن

“Termasuk faidah dari hadis di atas, dianjurkannya untuk tadarus Al-Qur’an.” [Syarah Shahih Muslim : 15/69 ].

Hikmahnya, sebagaimana disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani –rahimahullah- (wafat : 852):Sesungguhnya tadarus Al-Qur’an bisa memperbaharui penjagaan (hafalan) dia (terhadap Al-Qur’an) dengan bertambahnya kecukupan jiwa. Kecukupan, merupakan sebab kedermawanan. Dan kedemerwanan di dalam syara’, adalah memberikan apa yang seyogyanya diberikan kepada orang yang laik menerimanya. Ia lebih luas maknanya dari sekedar sedekah.” [Fathul Bari : 1/31].

Semoga Allah memberi kesempatan kepada kita sekalian untuk bertemu bulan Ramadan tahun ini, dan memudahkan kita semua untuk bisa “tadarus” Al-Qur’an hingga khatam (selesai). Amin ya Rabbal ‘alamin.

Abdullah Al Jirani

Abdullah Al Jirani
30 April pukul 13.12 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.