Shalat di Bulan

Shalat di Bulan - Kajian Medina
SHALAT DI BULAN

Ustadz, bila satu masa ada muslimin tinggal permanen di bulan atau planet lain, bagaimana pelaksanaan shalatnya? Apakah mendirikan penanda kiblat baru?

JAWABAN

Wah saya belum kepikiran kesana. Kalau kasus orang lagi shalat terus datang bulan, itu sering terjadi. Tapi kalau shalatnya di bulan, hehe gimana ya?

Secara teori sebenarnya rumusnya sederhana saja kok. Kalau kita berada di dalam area masjid Al-Haram, kita memang kudu menghadap qiblat secara presisi. Ukuran ka'bah itu kurang lebih 12 x 12-an meter. Gak boleh meleset, karena Ka'bahnya kelihatan gede banget.

Tapi kalau kita ada di luar masjid al-haram, tapi masih di dalam kota Mekkah, maka qiblat kita adalah masjid Al-Haram itu sendiri. Dasarnya ayat Quran :

فول وجهك شطر المسجد الحرام

Maka hadapkan wajahmu ke arah masjid Al-Haram.

Sedangkan kalau kita di luar kota Mekkah, seperti di Madinah, Thaif, Jeddah, maka qiblat kita ke arah kota Mekkah.

Dari Indonesia, asalkan sudah ke Arah Saudi Arabia, insyaallah sudah benar arah Qiblatnya.

Kalau kita di bulan, kiblat kita arah ke bumi secara umum. Kalau kita ada di eksoplabet seperti Gilese 581 d misalnya, planet ketiga dari bintang katai merah Gliese 581 (sekitar 20 tahun cahaya dari Bumi), letaknya jauh di luar tatasurya kita, maka kiblat kita ya ke tata surya kita (solar system).

Kalau kita ada di planet luar galaksi, misalnya di Andromeda yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya, arah shalat kita ke arah galaksi kita sendiri yaitu Galaksi Bimasakti.

Di dalam galaksi Bimasakti ada tatasurya kita. Di dalamnya ada buminya. Di bumi ada Makkah. Di Mekkah ada ka'bahnya.

Sederhana sekali, kan?

Untuk arah kiblat masih sederhana. Tapi untuk jadwal shalat dan puasa, hitungannya jadi rancu.

Yang tidak sederhana justru menentukan waktu shalatnya, ketika kita di luar bumi.

Sehari di bulan tentu beda dengan sehari di bumi. Sehari di bulan adalah waktu yang dibutuhkan bulan untuk berotasi berputar 360 derajat sekali putaran sesuai sumbunya adalah 29,5 hari waktu bumi. Berarti sehari di bulan sama dengan lama sebulan di bumi.

Kalau pakai hitungan sehari di bulan, maka dalam sebulan kita cuma shalat 5 kali saja. Kalau kita puasa ikut rotasi bulan, siangnya setara 15 hari di bumi. Wah kacau lah pokoknya.

Mungkin kita akan ikut waktu di bumi saja, misalnya ikut waktu Mekkah atau Madinah. Biar gampang ngitungnya.

Ahmad Sarwat, Lc.MA

Ahmad Sarwat
17 Mei pukul 10.36 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.