Jika kita mengikuti manhaj salaf lalu kita dimusuhi oleh masyarakat, jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa kita dimusuhi karena agama.Tunggu ! Karena boleh jadi - dan sangat besar kemungkinan - kita dimusuhi karena pribadi kita yang buruk, baik dalam hal berdakwah, beramal, serta bermuamalah.
Memang benar, Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- dimusuhi oleh kaumnya waktu itu. Tapi dapat dipastikan bahwa penyebabnya karena agama. Adapun kita, apakah kita bisa memastikan kita dimusuhi karena agama ?? Tidak sama sekali. Mengqiyaskan diri kita yang sangat penuh kekurangan ini kepada nabi, merupkan tindakan konyol. Qiyas ma'al fariq (analogi yang berbeda) dan ini fasid (rusak). Karena faktanya memang amat sangat jauh diantara keduanya. Jangankan sama, mirip saja tidak.
Oleh karenanya, kwalitas manhaj salaf seseorang tidak bisa diukur semata-mata dari sisi ada tidaknya atau besar kecilnya permusuhan masyarakat terhadapnya. Apalagi sampai membuat simpulan kaidah : "Semakin dimusuhi semakin baik. Semakin kurang dimusuhi atau tidak dimusuhi apalagi sampai dicintai, maka semakin buruk". Ini sebuah kekeliruan yang amat fatal.
Ada kalanya seorang dimusuhi karena agama, dan ada kalanya dimusuhi karena pribadinya yang buruk. Dan untuk kita, kemungkinan kedua lebih realistis. Dengan demikian, kita akan terus berusaha membenahi diri kita ke arah yang lebih baik tanpa terhinggapi rasa ujub dengan apa yang telah kita bisa lakukan dan kita gapai. Mari memperbanyak buruk sangka kepada diri sendiri, dan memperbanyak baik sangka kepada orang lain.
Wallahu waliyut taufiq.
Mekah - KSA, 19 Ramadan 1440 H
Abdullah Al-Jirani
----------
Foto : Ngadem dulu di kebun kurma. Biar agak dingin dan nyaman.
Abdullah Al Jirani
24 Mei pukul 12.42 ·
#Abdullah Al Jirani