Bolehkah Sholat Tahajud Setelah Melakukan Sholat Witir di Awal Malam?

Bolehkah Sholat Tahajud Setelah Melakukan Sholat Witir di Awal Malam? - Kajian Medina
Tulisan tahun lalu

Setelah salat witir bersama imam, ingin salat tahajad kembali. Boleh ? Simak ulasannya. Semoga bermanfaat.
Abdullah Al Jirani
21 jam ·

BOLEHKAH SHOLAT TAHAJUD SETELAH MELAKUKAN SHOLAT WITIR DI AWAL MALAM ?

Oleh : Abdullah Al Jirani

Ada yang bertanya, bolehkah seorang melakukan shalat tahajud kembali di akhir malam, setelah menunaikan shalat witir sebelumnya? karena ada sebagian orang yang telah sholat tarawih di awal malam dan telah ditutup dengan witir, kemudian ingin sholat kembali di akhir malam.

Dalam hal ini, telah diriwayatkan dari Abdullah bin Umar –rodhiallohu ‘anhu- beliau berkata, Rosulullah-shollallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda :

«اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا»

“Jadikanlah sholat witir sebagai sholat terakhir kalian”. [ HR. Al-Bukhari : 998 dan Muslim : 751 ].

Dalam hadits di atas, nabi –shollallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan untuk menjadikan sholat witir sebagai “sholat terakhir” dalam sholat malam. Oleh karena itu, sebagian muslimin berpendapat tidak boleh sholat malam lagi setelah seorang menunaikan sholat witir. Karena nantinya akhir sholatnya bukan lagi sholat witir.

Perlu untuk kita pahami bersama, bahwa lafadz “perintah” dalam suatu hadits memiliki dua kemungkinan makna. Bisa jadi wajib atau harus, dan bisa jadi sunnah atau anjuran. Walaupun pada asalnya, kalimat perintah dalam Qur’an dan Sunnah hukumnya wajib, selama tidak ada dalil lain yang memalingkan dari makna asal kepada makna yang lain.

Perintah untuk menjadikan sholat witir sebagai akhir sholat, pada asalnya memberikan makna wajib. Akan tetapi, telah ada hadits lain yang memalingkannya kepada makna istihbab (anjuran). Dimana Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah melakukan shalat malam kembali setelah sebelumnya menunaikan shalat witir. Sebagaimana dalam hadits Aisyah –rodhiallohu ‘anha- beliau berkata :

....ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّ التَّاسِعَةَ، ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللهَ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوهُ، ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمًا يُسْمِعُنَا، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِّمُ وَهُوَ قَاعِدٌ...

“…..Kemudian beliau-shollallahu ‘alaihi wa sallam- bangkit lalu sholat yang kesembilan ( sholat witir satu rekaat setelah sebelumnya sholat malam delapan rekaat ), lalu duduk dan berdzikir kepada Alloh, memuji dan berdo’a kepadanya, lalu salam dengan suatu salam yang diperdengarkan kepada kami. Kemudian “beliau sholat lagi dua rekaat setelah salam ( dari sholat witir ) dalam kondisi duduk”….” [ HR. Muslim : 139 ].

Dalam hadits di atas, nabi-shollallahu ‘alaihi wa sallam- melakukan sholat malam kembali setelah sebelumnya melakukan sholat witir. Jika memang hal ini perkara yang terlarang, maka tentunya nabi-shollallahu ‘alaihi wa sallam- tidak akan melakukannya. Maka dengan hadits ini menunjukkan, sesungguhnya mengakhiri sholat malam dengan sholat witir, hukumnya bersifat anjuran saja, tidak sampai derajat wajib.

Al-Imam Ibnu Daqiqil Ied –rohimahullah- ( wafat : 702 H ) berkata :

قَوْلِهِ - عَلَيْهِ السَّلَامُ - " اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا "....ِوَهُوَ مَحْمُولٌ عَلَى الِاسْتِحْبَابِ، كَمَا أَنَّ الْأَمْرَ بِأَصْلِ الْوِتْرِ كَذَلِكَ

“Ucapan nabi-‘alaihis salam- “Jadikanlah sholat witir sebagai sholat terakhir kalian”, …dia dibawa kepada kemungkinan “perintah anjuran”, sebagaimana sesungguhnya asal perintah sholat witir juga demikian (juga bersifat anjuran)…”.[ Ihkamul Ahkam : 1/318 ].

Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah- menukil ucapan Al-Imam Asy-Syafi’i –rohimahullah- beliau berkata :

هَذَا دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ السُّنَّةَ جَعْلُ الْوِتْرِ آخِرَ صَلَاةِ اللَّيْلِ وَعَلَى أَنَّ وَقْتَهُ يَخْرُجُ بِطُلُوعِ الْفَجْرِ وَهُوَ الْمَشْهُورُ من مذهبنا

“Hadits ini sebagai dalil, sesungguhnya “disunnahkan” untuk menjadikan sholat witir sebagai akhir sholat malam dan waktunya habis saat fajar telah muncul. Ini merupakan perkara yang masyhur dari madzhab kami”. [ Syarh Shohih Muslim : 6/31 ].

Maka pendapat yang kuat dalam masalah ini, sesungguhnya seorang yang telah sholat malam/tarawih dan ditutup dengan sholat witir di awal malam, kemudian dia ingin sholat malam kembali setelah itu, maka diperbolehkan. Asalkan setelahnya tidak witir lagi. Karena telah ada larangan dari Rosulullah-shollallahu ‘alaihi wa sallam- witir dua kali dalam satu malam. Sebagaimana diriwayatkan dari Qois bin Thalq beliau berkata :

زَارَنَا طَلْقُ بْنُ عَلِيٍّ فِي يَوْمٍ مِنْ رَمَضَانَ، وَأَمْسَى عِنْدَنَا، وَأَفْطَرَ، ثُمَّ قَامَ بِنَا اللَّيْلَةَ، وَأَوْتَرَ بِنَا، ثُمَّ انْحَدَرَ إِلَى مَسْجِدِهِ، فَصَلَّى بِأَصْحَابِهِ، حَتَّى إِذَا بَقِيَ الْوِتْرُ قَدَّمَ رَجُلًا، فَقَالَ: أَوْتِرْ بِأَصْحَابِكَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ»

“Thalq bin Ali mengunjungi kami di suatu hari di bulan Ramadhan hingga sore hari dan berbuka bersama kami. Kemudian beliau mengimami kami shalat malam dan witir. Kemudian beliau turun ke masjidnya, lalu shalat bersama para sahabatnya. sehingga ketika tersisa shalat witir, beliau mempersilahkan seseorang ke depan seraya mengatakan : “Shalat witirlah kamu sebagai imam bagi sahabat-sahabatmu, karena aku mendengar nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “Tidak ada dua witir dalam semalam”.

[ HR. Abu Dawud : 1439 dan selainnya. Dan hadits ini dihasankan oleh Ibnu Daqiqil Ied dalam “Al-Badrul Munir” : 4/317 dan Ibnu Hajar dalam “Al-Fath” : 2/481].

■Faidah :

Jika seorang tidak shalat tarawih/shalat malam, bolehkah untuk shalat witir ?. Hal ini telah dijawab dalam riwayat dari Imam Asy-Syafi’i –rahimahullah-(W.204 H) :

أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ قَالَ سَأَلَتْ الشَّافِعِيَّ عَنْ الْوِتْرِ أَيَجُوزُ أَنْ يُوتِرَ الرَّجُلُ بِوَاحِدَةٍ لَيْسَ قَبْلَهَا شَيْءٌ فَقَالَ: نَعَمْ

“Ar-Rabi’ telah mengabarkan kepada kami, dia berkata : Aku bertanya kepada Asy-Syafi’i tentang shalat witir, apakah boleh seorang shalat witir dengan satu rekaat saja tanpa ada sesuatu(sholat)pun sebelumnya ? beliau menjawab : Ya”. [Al-Umm : 1/164]

Abdullah Al Jirani
13 Mei 2018

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.